Puluhan Kapal Compreng dan Trawl tersebut, kata dia, berpoperasi tak jauh dari bibir pantai.
“Kalau kita lihat jumlahnya puluhan, bahkan bisa ratusan. Jaraknya pun sekitar 10 km dari bibir pantai, harusnya aturan jaraknya mereka 20 mil,” ucapnya.
Andi (30) yang juga merupakan nelayan lokal yang beraktivitas di perairan Kubu juga mengeluhkan dengan ramainya aktivitas Kapal Compreng dan Trawl di perairan Kubu.
Menurut dirinya, Aktivitas Kapal Compreng dan Trawl tersebut tak hanya mengganggu tangkapan nelayan tapi juga berpotensi merusak terumbu karang dan biota laut.
“Segala jenis ikan ukuran kecil termasuk bibit ikan sekalipun masuk ke jaring. Setelah terumbu karang rusak dan mengakibatkan perairan keruh, ikan juga tak mau bertelur lagi,” tuturnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait