2. Berasal dari Kerajaan Majapahit
Istilah Kebaya sendiri diyakini berasal dari kata serapan bahasa Arab, kaba atau qaba yang berarti Pakaian, dan abaya (عباءة) yang berarti jubah atau garmen longgar. Istilah ini kemudian diperkenalkan ke Nusantara melalui kata serapan dari bahasa Portugis, Cabaya. Adapun sumber lain menyebut Kebaya dari kata Kebyak atau Mbayak dari masyarakat Jawa.
Desainer Musa Widyatmodjo menjelaskan, kata kebaya awalnya diduga berasal dari bahasa Arab, yaitu 'abaya', yang berarti pakaian. Namun ada juga pendapat yang menyebutkan kebaya berasal dari negeri Tiongkok dan sudah dikenal dan dikenakan sejak ratusan tahun yang lalu.
Jenis pakaian kebaya, terang Musa, kemudian menyebar ke Malaka, Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Setelah akulturasi yang berlangsung ratusan tahun, pakaian kebaya akhirnya diterima dalam adab budaya dan norma masyarakat setempat.
"Kebaya juga sebagai salah satu alat pemersatu bangsa Indonesia. Terbukti hampir diseluruh belahan nusantara memiliki ragam kebaya hanya berbeda sebutan atau desainnya namun pakem kebaya tetap ada dan selalu sama dimana-mana," ujarnya.
Menurut sejarah, bentuk paling awal Kebaya berasal dari istana Kerajaan Majapahit. Kala itu Kebaya dikenakan oleh para bangsawan seperti permaisuri dan selir raja, untuk menutupi bagian tubuh mereka yang tidak tertutup kemben agar terlihat lebih sopan.
3. Pakaian Nasional
Adalah Presiden Soekarno yang memproklamirkan Kebaya sebagai pakaian Nasional wanita Indonesia pada tahun 1940-an. Kebaya juga sebagai simbol emansipasi wanita Indonesia, seperti yang diperjuangkan oleg RA. Kartini. Seperti diketahui RA. Kartini kesehariannya memang mengenakan Kebaya, dan sampai saat ini Kebaya sangat identik dengan RA Kartini dan simbol emansipasi wanita Indonesia.
Editor : Muri Setiawan