PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Fakta penting Kebaya penting untuk diketahui, untuk menumbuhkan dan meningkatkan rasa nasionalisme. Terlebih Kebaya sudah menjadi salah satu pakaian nasional, yang kerap dipakai dalam beberapa acara-acara hari besar nasional oleh kaum perempuan Indonesia. Wanita yang mengenakan Kebaya ini, akan terlihat lebih anggun dan feminim.
Kebaya sendiri dahulu dikenakan oleh wanita Jawa, dan mulai populer di tangan Pahlawan Nasional RA. Kartini. Kartini semasa hidupnya memang sangat lekat dengan busana Kebaya, hingga menjadi sangat populer dan paling banyak dikenakan wanita Indonesia saat ini.
Namun, selain Indonesia, ternyata ada juga negara jiran yang mengklaim Kebaya adalah pakaian khas mereka, yakni Malaysia, Singapura, Brunei, dan Thailand.
Bahkan bersama Indonesia, keempat negara itu ikut mendaftarkan Kebaya sebagai warisan budaya tak-benda ke UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).
Terlepas dari semangat memperjuangkan Kebaya di UNESCO, berikut ini beberapa fakta penting Kebaya yang kami rangkum dari berbagai sumber.
1. Hanya Diperbolehkan Dipakai oleh Kaum Bangsawan
Pada awal mulanya, Kebaya identik dengan kaum ningrat atau kaum bangsawan. Kebaya tidak sembarangan boleh dikenakan oleh wanita pada masa dahulu. Mereka yang diperbolehkan memakai kebaya adalah wanita berdarah biru atau keturunan ningrat. Wanita ningrat yang kerap mengenakan Kebaya pada zaman dahulu adalah dari Keraton seperti Yogyakarta dan dari Keraton di Pulau Jawa saja.
Namun, seiring berjalannya waktu, Kebaya kemudian diperbolehkan dikenakan oleh wanita biasa hingga seperti saat ini, dimana wanita kebanyakan mengenakan Kebaya dalam beberapa hari penting.
2. Berasal dari Kerajaan Majapahit
Istilah Kebaya sendiri diyakini berasal dari kata serapan bahasa Arab, kaba atau qaba yang berarti Pakaian, dan abaya (عباءة) yang berarti jubah atau garmen longgar. Istilah ini kemudian diperkenalkan ke Nusantara melalui kata serapan dari bahasa Portugis, Cabaya. Adapun sumber lain menyebut Kebaya dari kata Kebyak atau Mbayak dari masyarakat Jawa.
Desainer Musa Widyatmodjo menjelaskan, kata kebaya awalnya diduga berasal dari bahasa Arab, yaitu 'abaya', yang berarti pakaian. Namun ada juga pendapat yang menyebutkan kebaya berasal dari negeri Tiongkok dan sudah dikenal dan dikenakan sejak ratusan tahun yang lalu.
Jenis pakaian kebaya, terang Musa, kemudian menyebar ke Malaka, Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Setelah akulturasi yang berlangsung ratusan tahun, pakaian kebaya akhirnya diterima dalam adab budaya dan norma masyarakat setempat.
"Kebaya juga sebagai salah satu alat pemersatu bangsa Indonesia. Terbukti hampir diseluruh belahan nusantara memiliki ragam kebaya hanya berbeda sebutan atau desainnya namun pakem kebaya tetap ada dan selalu sama dimana-mana," ujarnya.
Menurut sejarah, bentuk paling awal Kebaya berasal dari istana Kerajaan Majapahit. Kala itu Kebaya dikenakan oleh para bangsawan seperti permaisuri dan selir raja, untuk menutupi bagian tubuh mereka yang tidak tertutup kemben agar terlihat lebih sopan.
3. Pakaian Nasional
Adalah Presiden Soekarno yang memproklamirkan Kebaya sebagai pakaian Nasional wanita Indonesia pada tahun 1940-an. Kebaya juga sebagai simbol emansipasi wanita Indonesia, seperti yang diperjuangkan oleg RA. Kartini. Seperti diketahui RA. Kartini kesehariannya memang mengenakan Kebaya, dan sampai saat ini Kebaya sangat identik dengan RA Kartini dan simbol emansipasi wanita Indonesia.
4. Menyesuaikan dengan Zaman
Kalau dahulu bentuk Kebaya tampak sangat sederhana, dengan lipatan kerah keluar yang bentuknya memanjang kebawah dari leher hingga ujung kebaya. Memasuki era RA Kartini, Kebaya memiliki potongan panjang hingga menutupi panggul.
Saat ini, kebaya sudah menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Dimana banyak sekali ragam dan model Kebaya kekinian, termasuk bahan yang digunakan serta berbagai aksesorisnya. Hal ini tentu saja agar Kebaya tidak usang, dan dapat terus dikenakan oleh wanita muda Indonesia yang memang suka tampil modern dan stylist.
5. Simbol Emansipasi, Feminisme dan Kesopanan Wanita Indonesia
Kebaya merupakan simbol atau lambang emansipasi wanita Indonesia, lantaran Kebaya merupakan pakaian yang sangat lekat dengan R.A. Kartini. Kebaya yang dibuat dengan potongan kain yang membentuk dan menutupi tubuh ini, memiliki arti bahwa perempuan harus bisa menjaga diri.
Pada zaman dahulu, Kebaya dibuat sangat sederhana sehingga menjadi cermin kesederhanaan wanita Indonesia. Kebaya juga dipadukan dengan kain lilit panjang, yang membuat ruang gerak lebih sedikit sehingga membuat mereka harus bergerak lebih lembut, yang tentu saja menampilkan kesan keanggunan dan kesopanan.
Demikianlah usalasan mengetani fakta penting Kebaya yang saat ini diklaim sebagai warisan budaya tak benda 4 negara jiran. Semoga menambah pengetahuan Anda.
Editor : Muri Setiawan