Tak hanya itu, para penambang juga mengaku, setiap sore hari lokasi yang mereka kerjakan kerap didatangi oknum wartawan untuk menerima jatah.
"Karena kami sudah bayar setoran dan potongan hasil timah. Jadi kami tidak tau lagi uang itu dibagi bagikan ke siapa siapa. Ada wartawan juga kalo sore ke sini. Banyak, ga tau nama-namanya," tuturnya.
Para penambang mengaku tidak ada jaminan perlindungan untuk para penambang yang bekerja di lokasi kawasan tersebut, termasuk jika ada penertiban atau peralatan tamabang mereka hilang.
"Tidak ada jaminan. Jadi kami juga lelah kalau ada kabar penertiban kami harus bongkar mesin, angkat. Masuk lagi. Begitu la seterusnya," tuturnya.
Para penambang di sekitar lokasi sebenarnya mengetahui lokasi yang mereka kerjakan masuk kawasan Progam Penanaman pohon Kayu Putih KLHK RI. Namun, dengan alasan kebutuhan hidup mereka terpaksa harus bekerja secara ilegal.
Editor : Muri Setiawan