Hal itu kata dia, pernah terjadi di suatu Kejati, yang masjidnya digunakan orang luar menyampaikan pesan keagamaan yang muatannya terkesan ekstrimis.
"Saya mengharapkan pengurus masjid, agar betul-betul selektif menerima orang luar, dalam artian bukan orang sekitar kita yang kita ketahui, yang membawa kegiatan keagamaan yang kurang. Untungnya ketika itu Kajatinya mendapatkan info dari BNPT bahwa ada kegiatan keagamaan menyimpang di situ," ungkap orang nomor satu di Korps Adhyaksa itu.
Namun, Burhanudin berharap dan yakin hal itu tidak terjadi di Masjid Kejati Babel ini.
"Saya mengharapkan itu tidak terjadi di masjid ini, saya juga yakin di sini tidak terjadi, tetapi kita harus membatasi kegiatan yang di luar dan mana yang kita kerjakan," pintanya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait