PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Anjloknya daya beli masyarakat disinyalir menjadi salah satu faktor pendorong relatif terkendalinya inflasi di Babel sejak awal tahun ini. Padahal umumnya lonjakan harga terjadi disaat menghadapi moment besar seperti Imlek, Ramadhan, Idul Fitri, dan Paskah yang hampir berbarengan kali ini.
Jeritan masyarakat Babel yang biasanya sangat jarang terdengar, sempat disuarakan ratusan warga Belinyu kabupaten Bangka pada Kamis, 8 Februari 2024. Warga yang mengaku mengalami kesulitan ekonomi sejak beberapa bulan terakhir nekat menggelar aksi di halaman Rumah Dinas Camat Belinyu.
"Poin-poin yang kita sampaikan, kita hanya minta kepada pemerintah agar supaya proses untuk mereka bisa bekerja, bisa menambang kembali, bisa menjual hasil penambangan mereka supaya ekonomi ini kembali berjalan. Yang dirasakan masyarakat Belinyu dalam dua bulan ini ekonomi kita merosot jauh, drastis. Makanya kita terpanggil, kita didatangi mereka untuk mengadakan aksi ini. Aksi ini sebetulnya hanya hasil diskusi kita dengan masyarakat. Cuma masyarakat kurang puas kalau tidak ada seperti ini (menggelar aksi)," kata Koordinator Aksi, Sachiespasilo.
Keluhan terhadap menurunnya daya beli masyarakat juga disampaikan Faisal, salah satu pedagang di pasar Rakyat Mentok, Rabu 7 Februari 2024.
“Udah berapa minggu ini harga stabil, tapi minat pembeli yang malah berkurang, agak sepi saat ini,” ucapnya.
Sepi pembeli di Pasar Rakyat Mentok juga di keluhkan pedagang lain, Fuad pedagang daging ayam potong mengaku semenjak tahun 2024 penjualan menurun drastis.
“Harga stabil Rp35 ribu perkilo, sudah dari tahun baru segitu memang harganya. Jumlah pembeli memang tidak begitu ramai, biasanya habis 50 kilo perhari, saat ini paling 30 kilo perhari,” ujarnya.
Ironisnya kondisi perekonomian sektor riil yang mengalami kemerosotan ini tidak dipandang sama sekali sebagai salah satu faktor penyebab anomali stabilitas harga jelang momen besar keagamaan di Babel.
Dalam sebuah rilis yang diterima redaksi pada Senin, 7 Februari 2024, Pj Gubernur Babel Safrizal Zakaria Ali sepertinya hanya melihat dari sisi pengendalian dan stabilitas harga tanpa sedikitpun mempertimbangkan atau menganalisa fenomena anomali ekonomi ini.
Bahkan dengan bangga Pj Gubernur mengaku capaian yang diumumkan oleh BPS ini sebagai sebuah prestasi dari kinerja pengendalian inflasi di Bangka Belitung.
“Mempertahankan jauh lebih berat dari pada mencapainya, maka tugas kita selanjutnya menjadi lebih berat untuk menyelesaikan kondisi inflasi di daerah. Oleh karenanya dengan catatan-catatan yang disampaikan oleh hasil rilis BPS, nanti akan ditindaklanjuti atau dianalisa oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam rangka pengendalian pertumbuhan ekonomi maupun penanganan inflasi,” ucap Pj Gubernur Safrizal, seperti rilis yang diterima redaksi pada Jumat, 2 Februari 2024 silam.
Editor : Muri Setiawan