Uniknya, Mang Rustam tidak sekaligus memanen seluruh hasil budidayanya, tetapi memilih memanen secara bertahap dan menunggu moment saat harga sedang tinggi.
"Kerang darah ini banyak peminatnya, tapi kadang kalo datang kerang dari luar daerah, harganya jadi turun, makanya saya tunggu ketika pasokan dari luar nggak masuk, baru saya panen. Terakhir kemarin memanen 700 kg, bisa dapet harga Rp15 ribu per kg," kata Mang Rustam.
Disamping memiliki nilai bisnis dan ekonomis yang cukup menggiurkan, Mang Rustam sengaja menjadikan tambaknya sebagai benteng terapung untuk menjauhkan aktifitas tambang dari kawasan tersebut.
"Pernah ada orang yang sok-sokan menawarkan sejumlah uang agar bisa menambang dikawasan itu. Dia pikir kami bodoh mau menerima tawaran seperti itu sedangkan kami bisa jauh lebih sejahtera dan bisa hidup normal tanpa ada tambang disini," ujarnya.
Editor : Muri Setiawan