Dari sisa modal Rp700.000 milik seorang kenalannya, dia meminjam dan menggunakannya untuk membeli jagung. Dari jualan jagung, dia menghasilkan Rp10 juta. Kemudian uang tersebut digunakan untuk membeli bibit porang.
Dikutip dari sejumlah sumber, dari produksi awal hanya 7 kilogram (kg), kini dia membudidayakan porang di lahan lebih dari 10 hektare (ha). Pada 2017, dia mengekspor porang ke China, setahun kemudian berhasil menjual 900 ton tanaman porang senilai Rp5,4 miliar.
Paidi lalu membentuk kelompok tani untuk meningkatkan produksi porang. Dia pun mendirikan perusahaan PT Paidi Indo Porang. Paidi juga punya jaringan petani binaan lebih dari 1.000 orang di seluruh Indonesia. Berkat kesuksesannya membudidayakan porang, Paidi dijuluki master porang.
"Saya hanya mantan seorang pemulung yang mengubah profesi ke petani porang, lanjut ke pengepul porang. Gelar master saya tidak membeli, juga tidak meminta. Itu sebutan orang-orang, mungkin banyak media yang menyebut saya master porang, jadi gelar master itu hanya sebutan," ujar pria lulusan STM ini.
Editor : Muri Setiawan