Para prajurit perempuan ini, tidak seluruhnya memiliki latar belakang militer sebelumnya. Banyak diantara mereka awalnya merupakan mahasiswi, pekerja kantor, maupun pekerjaan-pekerjaan lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan senjata.
Bahkan tidak sedikit diantara mereka sengaja pulang ke negaranya untuk ikut berperang, walaupun sudah memiliki kehidupan dan pekerjaan di negara lain.
Ada 18.000 perempuan Ukraina yang memilih tetap tinggal dan bergabung dengan relawan, untuk ikut bertempur mempertahankan kedaulatan negara. Jumlah ini termasuk 1.000 perempuan sukarelawan asing, yang ikut memperkuat pasukan negara eksportir gandum terbesar di dunia ini.
Walaupun sejak agresi militsr Rusia dimulai pada 24 Februari 2022, pemerintah Ukraina mengijinkan anak-anak dan perempuan untuk mengungsi ke negara-negara tetangga, sementara kaum pria diminta ikut berjuang bersama militer Ukraina. Wanita-wanita tangguh dan pemberani ini rela mempertaruhkan nyawanya, memerangi penjajahan Rusia.
Selama pertempuran berlangsung tercatat 101 prajurit perempuan yang meninggal dalam perang, 100 orang terluka, dan 50 lainnya hilang dalam pertempuran.
Editor : Muri Setiawan