Lendir laut, katanya, sering muncul di Laut Tengah dan baru-baru ini menyebar ke Laut Marmara Turki. Salah satu penyebabnya karena pemanasan global, juga banyaknya buangan limbah tanpa pengolahan terlebih dahulu yang terakumulasi selama ini menuju Teluk Bima serta akibat naiknya temperatur air laut.
"Kerusakan tersebut berdampak jangka panjang pada biota laut seperti ikan yang mati dan kesehatan manusia. Oleh karena itu semua pihak diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pemulihan lingkungan Teluk Bima," katanya.
Walhi Desak Pemerintah Bertindak
Seperti diberitakan sebelumnya, permukaan air laut di sepanjang pantai Amahami, Lawata dan sekitarnya, di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga tercemar limbah dari aktifitas produksi PT Pertamina (Persero) yang beroperasi di wiyah setempat. Kondisi air laut berwarna cokelat dan hal ini sudah berlangsung sejak dua hari lalu.
Di sepanjang pantai itu, telah ditemukan tumpahan berupa gumpalan-gumpalan berwarna cokelat, licin dan menempel satu sama lain.
Menanggapi hal tersebut, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Walhi NTB) mendesak agar pemerintah bertindak cepat.
"Tidak boleh bungkam tanpa tanggapan dan klarisifikasi apapun. Pemerintah juga harus sigap dan segera bertindak cepat," tegas Direktur WALHI NTB, Amri Nuryadin, Rabu (27/4/2022).
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait