BELITUNG TIMUR, lintasbabel.id - Menanggapi tingginya angka putus sekolah atau Drop Out (DO) di Kabupaten Belitung Timur, Ketua DPRD Beltim, Fezzi Uktolseja mangatakan, sangat menyayangkan tingginya angka putus sekolah, karena menyangkut masa depan anak-anak usia sekolah.
"SMP dan SMA itu kan perjalanannya masih panjang, harusnya mereka menyelesaikan sekolah untuk bekal masa depan, mungkin kita tahu terkait apa atau karena sekolah dari rumah yang sudah hampir dua tahun ini, tetapi pihak pemerintah daerah harus melakukan investigasi berkenaan hal ini," ujar Fezzi, Selasa (1/3/2022).
Dia berpendapat, jangan sampai gara-gara pandemi Covid-19 angka putus sekolah Beltim menjadi tinggi.
"Yang ditakutkan nanti ada generasi yang hilang, pihak pemerintah daerah juga dapat memanggil orang tua dan memberikan pemahaman," ujarnya.
Dia mengatakan, tantangan Kabupaten Beltim kedepan cukup besar, dengan harga timah yang cukup mahal, mereka yang sekolah dari rumah ketika ada waktu luang, mereka akan ikut orang tua menambang timah.
"Kalau bicara masa depan, sekolah ini masa depan mereka, jangan sampai gara-gara sudah bisa cari duit mereka tidak mau sekolah," ucap Fezzi.
Sebelumnya, Kepala Dinas pendidikan Kabupaten Beltim, Sarjono, Selasa (1/3/202) mengatakan dalam satu tahun pada 2021 saat pandemi, pelajar SMP yang Drop Out (DO) lebih dari 120 siswa, sedangkan pelajar SMA ada sekitar 160 orang yang DO.
"Mungkin salah satu kontribusi yang menyebabkan tadi, karena penerapan belajar dari rumah. Karena pengawasan juga kurang, waktu yang luang kesempatan mereka bekerja juga tinggi," ujarnya.
Selain permasalahan tersebut, muncul juga permasalahan baru yakni pernikahan dini yang juga meningkat.
"Mungkin saja ini juga dampak dari pembelajaran dari rumah. Untuk itu, kami berupaya untuk mengimbau agar anak-anak menyelesaikan sekolahnya, dengan ajakan melalui radio dan poster-poster," ujarnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait