DALAM konteks kenegaraan jika ditinjau dari statusnya pada dasarnya pemuda merupakan aset negara yang paling berharga dan mempunyai status tertinggi dalam negara karena pemuda juga merupakan masyarakat sipil atau pemegang kekuasaan tertinggi sehingga mempunyai hak dalam melakukan campur tangan kepada negara yang mempunyai peranan penting untuk membawa kemajuan sebuah negara.
Oleh sebab itu banyak hal yang dapat dilakukan oleh pemuda untuk melakukan intervensi kepada negara dengan berbagai cara yaitu mengaktualisasikan dirinya dengan memberikan pikiran dalam berbagai bentuk kritikan ataupun proses lobby kepada pemerintah, mengadakan forum kajian isu, diskusi berbasis masyarakat, menawarkan sebuah gagasan dengan membuka ruang komunikasi diskusi selebar-lebarnya antar pemangku kebijakan dengan masyarakat, dan melakukan aksi demonstrasi atau masuk ke politik praktis sebagai partisipan politik terkhususnya pada pesta demokrasi pada tanggal 14 Februari nanti.
Hal tersebut dilakukan merupakan upaya pemuda sebagai bentuk emansipasi dalam menghadapi isu-isu bonus demografi mendatang, yang di mana bonus demografi merupakan kondisi di mana usia produktif lebih banyak dari pada usia non-produktif dalam artian pemuda pada saat ini nantinya akan dihadapkan dengan persoalan-persoalan yang di mana mereka harus bisa menempatkan diri mereka dalam posisi-posisi terpenting dalam struktur kenegaraan maupun struktur masyarakat. Hal ini menjadi sangat penting karena Bonus demografi merupakan momok mengerikan bagi suatu negara apabila tidak ada kebijakan yang relevan ataupun yang sesuai dengan penempatan pemuda sebagai aktor-aktor penting pada sektor ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan.
Oleh karena itu pemuda dalam demokrasi politiknya mempunyai peran dan fungsi yang strategis dalam pembangunan terhadap kehidupan berbangsa dan negara yang di mana pemuda diharapkan sebagai agen yang mampu menjadi pencerah di tengah- tengah masyarakat dengan semangat gotong royong untuk mewujudkan dan mengembangkan wawasan kebangsaan pendidikan politik dan demokratisasi terhadap masyarakat dengan upaya meningkatkan pemahaman tentang pemilu kepada masyarakat sebagai untuk memajukan kehidupan bangsa dan negara.
Adapun proses politik pemuda yang harus di lakukan adalah mereka harus selektif dalam mencari pemimpin yang benar-benar paham akan konsep ketenagakerjaan agar nantinya mereka mampu memberikan dorongan kepada pemerintah untuk menyuarakan apa yang kemudian hari ini menjadi skala prioritas untuk menyejahterakan rakyat. Selain itu pemuda juga harus menitikberatkan pada dorongan atas perubahan kepada siapa yang akan mereka pilih nantinya secara kritis. kritis yang dimaksud di sini ialah siap dan mampu dalam bertanggung jawab untuk menyikapi proses pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan visi dan misi kontestan pemilu bukan sekedar ikut-ikutan dan mampu melihat secara objektif atas konten-konten yang beredar di media sosial.
Selain itu upaya lainnya ialah dengan ikut andil memilih pada saat pesta demokrasi atau masuk ke ranah politik untuk mengawal secara aktif praktik demokrasi yang jujur dan terbuka di tengah masyarakat dengan pemikiran-pemikiran kritis, kreatif dengan cita rasa idealisme sebagai bumbu saat pemilu agar emansipasi hari ini tidak hanya sekedar wacana saja. **)
Artikel ini ditulis oleh Hamka Sabara Adiguna (Sekretaris Jenderal DPM-F FISIP UBB/ Kader GMNI Fisip Progresif)
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait