Selain itu, dampaknya antara lain pola curah hujan yang tidak biasa, gangguan pada ekosistem laut, dan kondisi cuaca yang ekstrim. Selain itu, IPCC telah memperingatkan bahwa delapan persen lahan pertanian tidak akan dapat digunakan jika bumi menghangat hingga 1,5 derajat Celcius.
Delapan persen mungkin terdengar kecil. Masalahnya adalah studi Universitas Cornell pada tahun 2021 menemukan bahwa produktivitas pertanian global saat ini 21 persen lebih rendah daripada tanpa krisis iklim.
Alasannya adalah suhu yang lebih tinggi dapat memiliki efek negatif pada tanaman, seperti pengeringan, penyerbukan berkurang, fotosintesis lebih lambat dan serangan serangga dan patogen lebih mudah.
Selain itu, pemanasan global dan gelombang panas yang semakin sering dapat membuat petani di seluruh dunia cepat lelah dan sakit. Padahal, hingga 38 juta penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian.
Kesejahteraan para petani ini akan terus merosot akibat krisis iklim. Hal ini menurunkan produktivitas petani. Produktivitas pertanian secara keseluruhan juga menurun.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait