Kasat Reskrim Polres Bangka Barat, Iptu Ogan Arif menambahkan, orangtua dari Hafizah sempat mendapatkan teror dari orang tak dikenal (OTD) sebelum jasad Hafizah ditemukan.
Pelaku meneror dan meminta uang tebusan sebanyak Rp100 juta melalui pesan WhatsApp, pada Rabu (8/3/2022).
"Memang ada yang minta tebusan ke orang tua korban, sebenarnya kami masih mendalami hal tersebut apakah benar yang bersangkutan atau orang iseng, yang memanfaatkan situasi dan keadaan," ucapnya.
Tak hanya itu, orangtua korban juga dikirimi foto sadistik yang disinyalir sebagai Hafizah dengan kondisi tangan dan kaki terikat berada di semak-semak.
Namun polisi menilai teror tersebut ttidak masuk akal, karena Hafizah diperkirakan sudah mencapai tiga atau empat hari.
"Orang yang minta tebusan itu saya tanyakan ke RT dan orang tuanya Rabu malam. Tetapi, menurut hasil visum dan pemeriksaan dokter tadi, jenazah ini sudah meninggal kurang lebih 3 sampai 4 hari, bisa jadi tidak masuk akal," katanya.
Meski begitu, kini pihak kepolisian sedang memburu sosok pelaku dan motif pembunuhan terhadap bocah 8 tahun tersebut.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin menangkap pelaku pembunuhan ini. Kami telah berkoordinasi dengan Ditkrimum Polda Bangka Belitung. Kami akan kerahkan semua tim dan kekuatan untuk mengungkap kasus ini," tegas Iptu Ogan Arif.
Lanjut Iptu Ogan Arif, saat ini pihaknya masih menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Depati Hamzah Kota Pangkalpinang.
"Hasil autopsi belum keluar. Hasil visum luar terdapat banyak luka sayatan akibat benda tajam di punggung dan beberapa di kepala," sambungnya.
Editor : Hikmatul Uyun
Artikel Terkait