INI kisah nyata kehidupan Kia. Namaku Kia seorang siswi sekolah menengah kejuruan atau SMK. Sejak kecil kia tinggal bersama kedua orang tuanya. Kia adalah anak bungsu dan mempunyai satu orang kakak perempuan. Kia tinggal di Sungailiat tepatnya Kampung Jawa. Gadis bungsu ini tidak lahir dari keluarga yang kaya raya, dengan demikian kia tak lepas bersyukur.
Kia ingin sekali menjadi seorang dokter. Karena bagi kia menjadi seorang dokter adalah cita - cita yang sangat mulia. Kia kerap ditanya oleh pamannya mau jadi apa “Kia ingin jadi apa nanti kalau sudah besar?” tanya paman kia. “Kia ke pengen jadi dokter paman” jawab si bungsu yang penuh harap. Lagi – lagi siapa yang bertanya kia selalu menjawab dengan jawaban sama.
Hingga tiba waktunya kia masuk SMP. Kia di daftarkan oleh ibunya ke salah satu SMP di kota Sungailiat yaitu SMPN 1 Sungailiat. Saat duduk di bangku SMP Kia mulai berpikir apa itu dokter? Bagaimana caranya agar bisa menjadi dokter?. “Ternyata menjadi dokter tak semudah yang aku bayangkan, harus menempuh pendidikan yang tinggi dan tentunya membutuhkan biaya besar tentunya” gumam Kia dalam hati.
Sejak saat itu Kia berangan – angan dalam benaknya “artinya tamat SMP ini aku harus sekolah di bidang kesehatan dan setelah lulus langsung lanjut kuliah di fakultas kedokteran” Kia berbicara dalam hati dengan penuh harap.
Sontak terlintas di pikir Kia berinisiatif menyisihkan uang jajannya untuk di masukkan ke celengan yang Kia buat khusus untuk impiannya menjadi dokter. Karena Kia mengerti keadaan ekonomi keluarganya bagaimana. Setiap pulang sekolah Kia berlari menuju kamarnya dan memasukkan sisa uang jajan ke dalam celengan. Saat kia menoleh ke arah pintu kamar ternyata ada ibu yang sedang memperhatikan gadis bungsunya “ Kia sedang apa nak?” tanya ibu Ini bu Kia menabung sisa uang jajan yang ibu beri tadi pagi” jawab kia sambil tersenyum lebar. “Memangnya uang itu mau Kia apa kan nak?” tanya ibu kembali. Uang ini Kia tabung untuk sekolah Kedokteran Kia nanti bu” jawab kia dengan semangat. Mendengar jawaban anaknya yang begitu penuh harap, ibu pun meneteskan air matanya dan langsung memeluk gadis bungsu kesayangannya. “Loh kenapa ibu menangis?” tanya Kia yang begitu polos. Ibu pun hanya bisa tersenyum.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait