KIEV, lintasbabel.id - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan kekhawatirannya di tengah kemajuan pencapaian pasukannya di front pertempuran dengan pasukan pendudukan Rusia. Tantangan pertempuran dimusim dingin yang akan segera tiba.
Tentunya akan memberikan dampak yang harus diantisipasi agar tidak dimanfaatkan oleh Kremlin, untuk mematahkan persatuan Eropa dalam pertempuran paling berdarah di Eropa sejak perang dunia kedua berakhir.
Dalam pidatonya pada konferensi Yalta European Strategy (YES) yang digelar di kota Kiev, Ukraina, Jumat, 9 September 2022. Zelensky mengutarakan tiga hal pokok yang harus menjadi perhatian bersama negara-negara Eropa terkait situasi terkini.
Ketiga hal tersebut adalah keanggotaan Uni Eropa, rancangan krisis energi yang didalangi Rusia, dan kebutuhan Ukraina untuk memenangi peperangan yang sudah berlangsung lebih dari setengah tahun.
Menurut Zelensky, Rusia akan menggunakan segala cara untuk mematahkan perlawanan Ukraina, perlawanan Eropa, termasuk strategi licik dengan menciptakan krisis energi pada musim dingin yang akan segera tiba, agar negara-negara Eropa menghentikan dukungan terhadap militer Ukraina.
"90 hari ke depan (musim dingin) akan lebih penting daripada 30 tahun kemerdekaan Ukraina. 90 hari ini akan lebih penting daripada semua tahun keberadaan Uni Eropa. Musim dingin akan menentukan masa depan kita dan risikonya," kata Zelensky.
Dijelaskannya, musim dingin tanpa pasokan gas dan minyak dari Rusia, akan memaksa sejumlah negara berada dalam bayang-bayang kelam, sehingga butuh kebersamaan semua.negara untuk saling membantu dan saling melindungi dimasa sulit ini.
Zelensky menuding Rusia tengah berupaya menciptakan ilusi tentang pilihan sulit yang harus diambil pemimpin Eropa. Pilihan antara harga dan nilai (energi), kebebasan dan keamanan, serta pilihan antara kemerdekaan dan perdamaian. Padahal menurut presiden Zelensky, ilusi pilihan tersebut tidak benar-benar nyata.
"Kita harus berjuang. Bertahan di musim dingin. Bantu mereka yang lebih lemah. Lindungi mereka yang membutuhkan perlindungan. Batasi diri kita dalam apa yang bisa dibatasi. Dan batasi Rusia dalam segala hal yang seharusnya membatasinya," ujarnya.
Upaya pembicaraan damai untuk mengakhiri perang, saat ini masih sulit diwujudkan karena mantan komedian ini menilai, Rusia memang tidak memiliki keinginan untuk menghentikan agresinya.
"Saat ini, tidak ada negosiasi dengan Federasi Rusia mengenai akhir perang yang mungkin. Tidak ada keyakinan bahwa mereka akan menepati janji mereka dan Ukraina tidak memiliki cara lain selain mengalahkan Rusia di medan perang," ucap Zelensky.
Dipenghujung pidatonya, Zelensky menyinggung keraguan NATO dan Uni Eropa untuk menerima Ukraina menjadi anggota. Sikap ini diyakininya akan berbalik arah setelah Ukraina berhasil memenangkan pertempuran mempertahankan wilayanya dari upaya pendudukan oleh agresor Rusia.
"Menyelesaikan penyatuan Eropa tidak mungkin tanpa Ukraina. Ini akan menjadi momen bersejarah, waktu bersejarah, ketika akan menjadi suatu kehormatan bagi Eropa untuk menyambut negara kita. Negara yang menang," kata Zelensky.
Editor : Haryanto
Artikel Terkait