"Pada akhir pembakaran itu bearti pintu neraga sudah ditutup. Disitu lah kami masyarakat yang masih bernaung di dunia ini meminta supaya yang masih hidup ini dilindungi, dijauhkan dari mara bahaya, yang penting hidup dengan rukun dan damai," ucapnya.
Tak hanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa saja, Wahyu Eko Saputro sengaja datang untuk tradisi sembahyang rebut di Kelenteng Kung Fuk Miau.
"Walaupun secara langsung tidak terlibat di kegiatan, kita datang untuk kawan-kawan kita yang merayakan. Disini kan banyak juga kawan main, sebagai bentuk toleransi lah dari kita untuk orang-orang Tionghoa," ujar Wahyu Eko Saputro.
Editor : Haryanto
Artikel Terkait