Lanjut Achmad Nursyandi, pihaknya juga memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memberikan informasi seputar penanganan bencana kepada anak-anak sekolah.
"Implementasi SPAB disampaikan sesuaikan dengan penerima materi dengan video atau permainan yang bisa memacu anak-anak untuk interaktif dalam pengenalan materi kebencanaan," tuturnya.
Diharapkan anak-anak sekolah yang mengikuti kegiatan SPAB dapat mengaplikasikan pengetahuannya soal penanggulangan bencana ke lingkungan terdekatnya.
"Keberhasilan penanggulangan bencana dimulai dari pengurangan resiko bencana dimulai dari diri sendiri dan sejak usia dini khususnya anak-anak di sekolah karena anak-anak adalah yang bisa mentransfer ilmu kebencanaan kepada keluarga dirumah," ucapnya.
Diketahui, di Kabupaten Bangka Barat sendiri, BPBD setempat telah menetapkan sebanyak 30 titik rawan bencana alam. Misalkan 15 titik rawan banjir dan rob, sisanya ancaman angin puting beliung, sambaran petir dan gempa bumi.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait