JAKARTA, lintasbabel.id - Kasus penistaan agama terutama penghinaan terhadap agama Islam dan Nabi Muhammad SAW, kembali terjadi. Kasus paling anyar terjadi di India.
Ironisnya, pelaku tokoh politik yang semestinya menjadi panutan masyarakat dalam hal keberagaman. Sejumlah politisi juga sebelumnya tercatat melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad sehingga melukai hati umat Islam dan mendapat banyak kecaman.
Berikut ini deretan politisi dunia yang pernah menghina Nabi Muhammad atau Islam seperti dilansir dari iNews, Senin (20/6/2022):
1. Nupur Sharma
Nupur Sharma, politisi India yang menghina Nabi Muhammad SAW di acara debat di televisi (Foto: Hindustan Times/imago)
Nupur Sharma adalah politisi India yang mendapat kecaman keras usai menghina Nabi Muhammad. Sharma melakukan penghinaan itu dalam acara debat di sebuah stasiun televisi.
Aksi Nupur Shar membuat masyarakat muslim di India memberikan reaksi keras. Banyak pula negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam mengutuk tindakan juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) itu.
Sementara publik India memperkarakan Sharma dengan dugaan menghasut orang-orang yang berakibat pada terpecah belahnya masyarakat.
Bagi Sharma sendiri, kehidupannya menjadi tak tenang setelah menghina Nabi Muhammad. Bahkan, dia mengaku mendapat banyak ancaman pembunuhan.
BJP selaku partai yang dibela Sharma, merespons tindakannya dengan menangguhkan politisi perempuan tersebut. Selain itu, BJP juga meminta Sharma untuk berani mempertanggungjawabkan perbuatannya tersebut di depan umum.
Imbas lainnya, negara-negara teluk disebut akan memboikot produk-produk India. Diberitakan Arab News, sebuah supermarket di Kuwait telah menarik produk-produk asal India dari rak-raknya.
2. Naveen Kumar Jindal
erupa dengan Sharma, politisi India lain, Naveen Kumar Jindal juga tersandung kasus penistaan agama. Rekan Sharma di Partai Bharatiya Janata (BJP) itu juga melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad melalui media sosial.
Tindakannya mengundang reaksi keras dari berbagai negara, termasuk Arab Saudi, Qatar dan Indonesia. Meskipun Jindal sudah menyampaikan permintaan maaf, publik India dan internasional tetap saja masih merasa geram. Jindal terancam skors hingga didepak keluar dari partainya.
3. Geert Wilders
Tokoh politik dunia lain yang juga pernah menghina Islam adalah politisi Belanda, Geert Wilders. Pemimpin Partai Kebebasan itu memang diketahui sering menghina agama Islam dan Nabi Muhammad.
Publik internasional menganggap Wilders sebagai politikus paling kontroversial. Sebab, pernyataan yang dilontarkannya tak jarang menimbulkan gejolak di masyarakat. Salah satunya ketika Wilders mengadakan sayembara menggambar Nabi Muhammad yang dia umumkan di akun Twitter pribadinya.
Tak ayal, pernyataannya itu mengundang gelombang kritik dan protes. Bagi umat Islam, sosok Nabi Muhammad tidak diperkenankan untuk digambar, apalagi menuangkannya dalam bentuk kartun atau karikatur.
Atas pernyataan anti-Islam yang dilontarkannya, Wilders harus berhadapan dengan hukum. Namun, Wilders dibebaskan pengadilan dari tuduhan.
4. Rasmus Paludan
Rasmus Paludan kembali melakukan aksi membakar Alquran di Swedia (Foto: Reuters)
Politisi keturunan Denmark-Swedia, Rasmus Paludan, menjadi terkenal setelah melakukan demonstrasi anti-Islam, termasuk membakar Alquran di Denmark. Acara serupa diadakan di Swedia, sering kali mengakibatkan kerusuhan yang disertai kekerasan.
Demonstrasi Paludan dianggap provokatif karena sering menampilkan penodaan terhadap Alquran dan Islamic center dengan dalih kebebasan berbicara. Sejak itu dia berada dalam pengawalan ketat kepolisian karena kerap mendapat ancaman pembunuhan.
Pemimpin partai sayap kanan itu berdemonstrasi dengan membakar Alquran di Swedia, Sabtu (30/4/2022). Dalam posting di media sosial, Paludan mengumumkan telah membakar Kitab Suci umat Islam di depan Masjid Raslatt, Kota Jonkoping. Dia tetap nekat melakukan aksi tersebut meski tak mendapat izin dari kepolisian Swedia.
Paludan berencana kembali menggelar demonstrasi pembakaran Alquran pada Minggu (1/5/2022) lalu, serentak di beberapa kota Swedia dan bertepatan dengan Hari Buruh Internasional. Namun, Kepolisian Swedia menolak memberikan izin.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait