PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Petugas pemakam jenazah pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), terpaksa menggunakan alat pelindung diri (APD) bekas yang dicuci berulang kali. Hal ini lantaran, stok APD khusus pemakaman seperti hazmat habis sejak satu pekan lalu.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Babel, Mikron Antariksa mengatakan, menipisnya stok APD tersebut akibat meningkatnya angka kematian pasien corona di Babel akhir-akhir ini.
"Memang benar sudah satu minggu ini habis hazmat kami itu yang tersisa hazmat seperti jas hujan yang bisa dicuci habis dipakai. Itu sebenarnya tidak sesuai aturan, tapi karena korban terus berjatuhan sedangkan tidak ada stok lagi, kami pakai sistem habis pakai cuci," kata Mikron, Senin (2/8/2021).
Hal itu dialami petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Babel dan beberapa kabupaten kota yang bertugas memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
"Begitu pun juga dengan beberapa kabupaten kota, kecuali Kabupaten Bangka Tengah dan Bangka Selatan itu pun stoknya sudah menipis. Yang lainnya sudah meminta kepada kami dan kami berikan seperti yang digunakan petugas kami gunakan ini," ujar Mikron, yang sekaligus menjabat Kepala BPBD Babel.
Petugas pemakaman khusus pasein Covid-19 yang bertugas di Satgas Covid-19 Bangka Belitung sejumlah 30 orang. Mereka bekerja siang malam dengan sistem shift.
"Kami punya 30 orang petugas. Setiap memakamkan satu pasien yang meninggal dunia ada 10 orang yang bertugas, jadi mereka bekerja tiga shift. Nah dari mereka ini 15 orang sudah pernah terpapar corona," ucap Mikron.
Kendati kondisi demikian, petugasnya tidak pernah mengeluh dan tetap menjalankan tugas seperti biasanya.
"Sebenernya ada rasa khawatir juga, karena kan kami juga punya keluarga. Ada ketakutan ketika kembali ke rumah akan membawa virus itu," kata Komandan Tim 3 TRC BPBD Babel, Heru.
Data Satgas Covid-19 Bangka Belitung, hingga 1 Agustus kemarin sebanyak 688 orang pasien Covid-19 meninggal dunia di Babel.
Kasus kematian tertinggi dalam sehari terjadi pada Minggu (1/8/2021) dimana terdata 25 orang meninggal. Sedangkan kasus kematian tertinggi dalam satu bulan terjadi di Juli 2021 dengan jumlah kasus 336.
Editor : Muri Setiawan