"PERNAH berorganisasi bukan tanda pernah berkarya, Basit Cinda tak layak untuk ikut Pilkada".
Kalimat ini dipandang tepat untuk menjadi reference dalam menyikapi dinamika menjelang PILKADA serentak 27 November 2024.
PILKADA harusnya melahirkan kepemimpinan transformasional, bukan kepemimpinan transaksional. Sehingga mampu melahirkan sintesis perubahan dan keberlanjutan pembangunan untuk mewujudkan kemakmuran. Bukan untuk sebaliknya, kepemimpinan transaksional yang hanya terfokus pada melanggengkan kekuasaan dan pemenuhan kepentingan golongan.
Calon Pemimpin yang produktif bukan soal atribut, citra diri, dan kekayaan. Namun yang menjadi tolak ukurnya tergambar dari seberapa banyak ia menghasilkan karya yang bermanfaat bagi umat, bangsa dan agama serta narasi dan edukasi dalam proses berpolitik.
Menampilkan portofolio riwayat memimpin organisasi tidak cukup, akan lebih etis jika yang ditampilkan karya-karya nyata. Tetapi bukan karya semacam pengadaan perlombaan gaple, gift, mobil legend dan sebagainya. Agenda-agenda semacam itu rekan-rekan Karang Taruna di tingkat kelurahan lebih dari mampu untuk melaksanakannya.
Editor : Muri Setiawan