Rakyat jangan mau ditipu dengan sederet riwayat berorganisasi tanpa narasi dan aktualisasi. Satu periode Basit menjabat Ketua KNPI Kota Pangkalpinang, hampir tak ada karya yang bisa dinikmati anak muda hingga hari ini. Bahkan hal serupa juga pernah dilakukannya di beberapa organisasi yang pernah dipimpinnya. Beberapa info bahkan mengatakan, dimasanya ber-HMI ia pernah terkudeta dan menghilang dari jabatannya sebagai Ketua Komisariat (komisariat di HMI merupakan struktur pimpinan tingkat terbawah).
Menjabat Ketua MW KAHMI, berharap mampu mengklaim gerakan kader-kader HMI dan menjual nama HMI maupun KAHMI untuk bargaining. Nyatanya MW KAHMI di bawah kepemimpinannya jauh merosot dibandingkan periode sebelumnya. Hanya Poster/Reklame ucapan hari besar yang terpampang, tapi tak ada karya kongkrit yang bisa dirasakan umat. Belajar dari kisah film Lafran Pane, harusnya kader dan alumni HMI mampu memberikan warna dalam berpolitik bukan hanya mengklaim nama besar organisasi HMI.
Rakyat sebagai pemilik suara sudah cukup cerdas untuk menentukan arah dan nahkoda. Sebagai kader yang ditempa dan berproses di HMI, kami tak ingin nama baik dan nama besar organisasi tercoreng oleh oknum yang haus kuasa, menghalalkan segala cara tapi tak mampu berkarya. Tulisan ini dibuat dan dipublish bukan untuk menjatuhkan, tetapi justru untuk mencerdaskan masyarakat. Bahwa yang satu warna belum tentu satu arah.
Editor : Muri Setiawan