Menurut Irawan, solusi untuk menangkal radikalisme di Indonesia bagi mahasiswa dan masyarakat adalah toleransi dan perdamaian, menolak radikalisme dan eksklusivisme dalam Islam. Muslim di Indonesia harus mempraktekan ajaran Islam dan menerapkan moral serta kemanusiaan," ujarnya.
Sementara, Dr. H. Tumiran Genefo, M. H. selaku Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Kepulauan Babel, mengapresiasi tema webinar kali ini.
"Bagaimana kalimat ini tidak ada di Indonesia yaitu teroris, oleh karena itu adalah orang yang bertaqwa adalah orang yang memuliakan penyampaian surat An Nahal tetapi dia menyesatkan siapa dia hendaki dan ini adalah Sunatullah, kehendak Allah. Saya boleh bertanya mengapa terjadi radikalisme adalah membenarkan terhadap dirinya orang yang bijak, dia melihat sejarah yang panjang bagi Indonesia," ujarnya mengawali paparannya sebagai narasumber webinar.
Lanjutnya, bahwa jika seluruh lapisan masyarakat tidak mendukung upaya menangkal terorisme, maka akan terjadi terorisme di Indonesia. Karena itu, bangsa Indonesia yang lahir dari bangsa yang berdaulat, tetapi bangsa Indonesia juga lahir dari yang beragam agama, Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika adalah falsafah negara.
"Jadi, jangan sampai kita terjebak dalam arah ajaran yang mengarah dengan perbuatan melawan agama maupun negara. Survei saja dalam orang radikalisme, terorisme, kita yakini Indonesia adalah 6 agama oleh karena itu Pancasila adalah ideal. Oleh karena itu, adek-adek sekalian kita jaga lambang negara kita yaitu Pancasila, jangan smpai ada yang ingin merubah NKRI," katanya.
Editor : Muri Setiawan