PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Pada era teknologi 5.0, industri mulai menyentuh dunia virtual, berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data, semua sudah ada di mana-mana, dikenal dengan istilah Internet Of Things (IOT).
Hal itu diungkapkan Dr. Irawan, M.SI selaku Pengurus MUI Kepulauan Babel dalam kegiatan Webinar Kebangsaan yang digelar Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bangka, Senin (21/2/2022) kemarin di Cafe Move Up Kota Pangkalpinang.
Webinar yang mengangkat tema "Peran Mahasiswa dan Masyarakat Dalam Menangkal Paham Radikalisme dan Terorisme di Bumi Serumpun Sebalai pada Era Revolusi 5.0" ini, mendapat apresiasi dai narasumber yakni Kepala Kanwil Kemenag Babel, Dr. H. Tumiran Genefo, M, Pengurus MUI Babel Dr. Irawan, dan FKPT Babel, Subardi. Webinar yang diikuti 50 peserta secara zoom meetting ini dipandu oleh moderator Rani Puspa Dewi dari pengurus PC PMII Bangka.
Dikatakan Irawan, salah satu karakteristik unik dari Industri 5.0 adalah pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI).
"Revolusi Industri 5.0, sangat tekait dengan skill manusia versus perkembangan teknologi. Bagaimana meningkatkan skill manusia di era revolusi industri 5.0, antara lain kemampuan negosiasi dan membuat relasi. Juga kemampuan membaca minat manusia, menciptakan produk yang membangkitkan efisiensi dan produkvitas. Tentu saja teknologi yang dipakai tidak merusak lingkungan," kata Dr. Irawan.
Dirinya juga sempat menyinggung persoalan radikalisme, yang merupakan sikap fanatik kepada suatu pendapat, menegasikan pendapat orang lain, dan mengabaikan terhadap kesejahteraan Islam, tidak logis serta suka mengkafirkan kelompok orang lain yang tidak sepaham.
" Tumbuh suburnya penanaman pemahaman radikal dan tindakan terorisme tidak hanya dilakukan teroris dan radikalis yang memeluk agama Islam saja, namun dapat dilakukan juga selain yang menganut agama diluar Islam. Islam tidak menerima atau toleran terhadap radikalisme dan terorisme," ujarnya.
Menurut Irawan, solusi untuk menangkal radikalisme di Indonesia bagi mahasiswa dan masyarakat adalah toleransi dan perdamaian, menolak radikalisme dan eksklusivisme dalam Islam. Muslim di Indonesia harus mempraktekan ajaran Islam dan menerapkan moral serta kemanusiaan," ujarnya.
Sementara, Dr. H. Tumiran Genefo, M. H. selaku Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Kepulauan Babel, mengapresiasi tema webinar kali ini.
"Bagaimana kalimat ini tidak ada di Indonesia yaitu teroris, oleh karena itu adalah orang yang bertaqwa adalah orang yang memuliakan penyampaian surat An Nahal tetapi dia menyesatkan siapa dia hendaki dan ini adalah Sunatullah, kehendak Allah. Saya boleh bertanya mengapa terjadi radikalisme adalah membenarkan terhadap dirinya orang yang bijak, dia melihat sejarah yang panjang bagi Indonesia," ujarnya mengawali paparannya sebagai narasumber webinar.
Lanjutnya, bahwa jika seluruh lapisan masyarakat tidak mendukung upaya menangkal terorisme, maka akan terjadi terorisme di Indonesia. Karena itu, bangsa Indonesia yang lahir dari bangsa yang berdaulat, tetapi bangsa Indonesia juga lahir dari yang beragam agama, Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika adalah falsafah negara.
"Jadi, jangan sampai kita terjebak dalam arah ajaran yang mengarah dengan perbuatan melawan agama maupun negara. Survei saja dalam orang radikalisme, terorisme, kita yakini Indonesia adalah 6 agama oleh karena itu Pancasila adalah ideal. Oleh karena itu, adek-adek sekalian kita jaga lambang negara kita yaitu Pancasila, jangan smpai ada yang ingin merubah NKRI," katanya.
Sedangkan narasumber lainnya, yakni Subadri dari FKPT Provinsi Babel menjelaskan beberapa aksi terorisme yang sebagian besar diawali dengan melakukan provokasi kepada calon teroris yang akan direkrutnya.
"Sebelum melakukan aksi teror, mereka akan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat mempengaruhi atau memprovokasi calon teroris. Harapan kami agar masyarakat jangan sampai masuk ke lingkaran merah terorisme dan radikalisme. Agar berhati-hati terhadap organisasi masyarakat yang mempunyai ambisi untuk menegakan negara khilafa," terangnya.
Dirinya mengingatkan kepada para gnerasi muda, agar memperkuat pengetahuan tentang agama Islam, supaya tidak gampang dipengaruhi untuk melakukan aksi terorisme dan radikalisme.
"Silakan mainkan di media terkait pemahaman yang benar, agar masyarakat dapat mengerti tentang bahayanya terorisme dan radikalisme," katanya.
Kegiatan Webinar Kebangsaan PC PMII Bangka diselenggarakan dalam rangka untuk menguatkan persaudaraan kemanusiaan, dalam keberbangsaan dan keberagaman serta menemukan solusi alternatif untuk menyuburkan Ukhuwah Wathaniah dan Ukhuwah Islamiyah di Bumi Serumpun Sebalai Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
"Maksud dan Tujuan Kegiatan Webinar Kebangsaan oleh PC PMII Bangka, adalah untuk memperkokoh persatuan kebangsaan di tengah pandemi Covid-19 berbagai kemelut serta ancaman yang dihadapi Babel saat ini, untuk menguatkan kembali fungsi agama sebagai rahmah, compassion, dan sumber perdamaian, serta menjadikan Babel sebagai inspirasi dalam hal kehidupan yang majemuk dan damai bagi masyarakat," ungkap Charles Swarda selaku Ketua PC PMII Bangka.
Diaktakan Charles, polemik yang terjadi saat ini baik di tingkat pusat maupun daerah, apabila dibiarkan dapat berdampak terjadinya perpecahan terhadap Keutuhan NKRI.
"Sehingga PC PMII Bangka menilai perlunya diadakan kegiatan Webinar Kebangsaan dengan tema Peran Mahasiswa dan Masyarakat Dalam Menangkal Paham Radikalisme dan Terorisme di Bumi Serumpun Sebalai pada Era Revolusi 5.0 ini," lanjutnya.
"Webinar Kebangsaan PC PMII Bangka ini juga agar dapat mempererat silaturahmi antar warga Negara Indonesia sekaligus Pengurus PC PMII Bangka serta sebagai bentuk eksistensi PC PMII Bangka di Babel dalam bentuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa," katanya.
Editor : Muri Setiawan