Sayang, petualangannya sebagai legislatif harus berakhir lebih dini, karena ia tersangkut persoalan hukum yang menyeretnya hingga masuk bui.
Obie Ardi, kini memiliki usaha kuliner yang sangat terkenal. Foto: Lintasbabel.iNews.id/ Haryanto.
Obie menjalani masa tahanan sebagai napi, di Lapas Kelas II A Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung atau yang sering disebut dengan Lapas Tua Tunu.
Posisinya sebagai anggota dewan pun harus digantikan dengan orang lain atau kenal dengan istilah Pergantian Antar Waktu (PAW).
"Saya dewan termuda dan masih bujangan waktu itu. Namun kisah asmara dengan remaja 17 tahun mengantarkan saya ke lapas. Waktu itu hidup rasa tak kenal arah, namun mau apalagi nasi sudah jadi bubur, hidup tetap harus dijalani," ujar Obie.
Sempat tak menyangka, maklum Obie muda terbiasa bertemu banyak orang penting hingga pejabat daerah, tiba-tiba harus hidup dibatasi ruang, terkurung dalam jeruji besi dengan orang yang itu-itu saja.
Namun semua itu mampu dilaluinya. Menjalani masa tahanan selama 3,6 tahun membuatnya benar-benar berbenah diri. Banyak cerita dan pengalaman yang didapatnya selama hidup di tahanan.
"Satu kata yang selalu saya ingat dari salah satu pegawai lapas namanya Pak Sendi. Beliau selalu memberikan pembinaan dan memberikan motivasi kepada saya, beliau bilang sabar Obie setiap ada pintu masuk pasti ada pintu keluar. Maksudnya jalani saja kehidupan ini dengan sabar dan perbanyak ibadah insyaallah semua akan berjalan dengan baik dan selesai semua. Satu kata penambah energi positif bagi saya," tuturnya.
Editor : Muri Setiawan