PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - Kisah Obie Ardi dari anggota DPRD menjadi narapidana (napi), kini sukses buka usaha kuliner akan dibahas dalam artikel ini. Suksesnya Obie Ardi, tak lepas dari kedermawanannya yang suka menolong orang yang lagi dalam kesusahan.
Obie Ardi saat menjadi anggota DPRD Bangka Selatan. Foto: Istimewa.
Dibalik suksesnya seseorang tentu ada kisah yang menarik dibahas, sehingga mengispirasi banyak orang untuk sukses dikemudian hari.
Obie Ardi pernah menjadi seorang anggota DPRD Kabupaten Bangka Selatan periode 2014-2019. Kala itu usianya menginjak 24 tahun dan menjadikannya anggota dewan termuda.
Obie menceritakan, kala itu hidupnya lebih mudah, maklum ia memiliki banyak koneksi, banyak teman bahkan bisa dikatakan banyak uang.
"Waktu itu saya mencalonkan diri sebagai anggota dewan dari PKB Daerah Pemilihan 3 (Dapil) Pongok, Kepulauan Pongok dan Tukak Sadai. Alhamdulillah terpilih. Saya terpilih tanpa nyogok rakyat alias tanpa duit. Mendapatkan suara terbanyak, kursi pertama lewat partai PKB. Itu semua karena apa, karena saya sering membantu orang susah dengan pikiran dan tenaga ku," kata Obie Ardi.
Sayang, petualangannya sebagai legislatif harus berakhir lebih dini, karena ia tersangkut persoalan hukum yang menyeretnya hingga masuk bui.
Obie Ardi, kini memiliki usaha kuliner yang sangat terkenal. Foto: Lintasbabel.iNews.id/ Haryanto.
Obie menjalani masa tahanan sebagai napi, di Lapas Kelas II A Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung atau yang sering disebut dengan Lapas Tua Tunu.
Posisinya sebagai anggota dewan pun harus digantikan dengan orang lain atau kenal dengan istilah Pergantian Antar Waktu (PAW).
"Saya dewan termuda dan masih bujangan waktu itu. Namun kisah asmara dengan remaja 17 tahun mengantarkan saya ke lapas. Waktu itu hidup rasa tak kenal arah, namun mau apalagi nasi sudah jadi bubur, hidup tetap harus dijalani," ujar Obie.
Sempat tak menyangka, maklum Obie muda terbiasa bertemu banyak orang penting hingga pejabat daerah, tiba-tiba harus hidup dibatasi ruang, terkurung dalam jeruji besi dengan orang yang itu-itu saja.
Namun semua itu mampu dilaluinya. Menjalani masa tahanan selama 3,6 tahun membuatnya benar-benar berbenah diri. Banyak cerita dan pengalaman yang didapatnya selama hidup di tahanan.
"Satu kata yang selalu saya ingat dari salah satu pegawai lapas namanya Pak Sendi. Beliau selalu memberikan pembinaan dan memberikan motivasi kepada saya, beliau bilang sabar Obie setiap ada pintu masuk pasti ada pintu keluar. Maksudnya jalani saja kehidupan ini dengan sabar dan perbanyak ibadah insyaallah semua akan berjalan dengan baik dan selesai semua. Satu kata penambah energi positif bagi saya," tuturnya.
Menurutnya, ia terus menjalani kesehariannya di lapas dengan mengikuti program dan bimbingan yang telah tetapkan oleh Kalapas beserta jajarannya.
Obie Ardi, kini memiliki usaha kuliner yang sangat terkenal. Foto: Lintasbabel.iNews.id/ Haryanto.
"Jujur saya katakan di Lapas Tua Tunu saya hampir merasa tidak di dalam penjara, karena banyak sekali kegiatan positif yang dilaksanakan dari mulai kegiatan ibadah, olahraga, sampai dengan di bungker tempat kami mengasah segala keterampilan yang kami miliki, ada perpustakaan," katanya.
Saking aktifnya menjalani program di lapas dengan baik, Obie dipercaya sebagai tamping perpustakaan atau pengurus perpustakaan yang tugasnya mulai pukul 09.00 -11.00 WIB.
"Di Lapas Tua Tunu saya harus katakan jujur seluruh petugas dari mulai Kalapas, Kepala Pengamanan Lembaga Kemasyarakatan (KPLP), Kasibinadik, Kantib, Karupam/ Wakarupam beserta anggota demi Allah saya katakan semuanya baik - baik. Sampai tidak terasa waktu berjalan," ujar Obie.
Obie pun mengapresiasi pihak lapas dan jajarannya, karena telah menempanya menjadi pribadi yang kuat.
"Sebelumnya saya ucapan terimakasih kepada Pak Kalapas Tua Tunu beserta jajarannya atas pembinaan yang telah diberikan kepada kami, yang maksudnya tidak lain dan tidak bukan hanya untuk kebaikan kepada kami agar bisa di terima kembali di kalangan masyarakat luas," katanya.
Pasca bebas 2018 lalu, Obie memulai dari awal peruntungannya di dunia usaha, akan tetapi dari berbagai usaha yang dijalaninya tidak sesuai harapan.
Obie Ardi, kini memiliki usaha kuliner yang sangat terkenal. Foto: Lintasbabel.iNews.id/ Haryanto.
"Keluar dari penjara awalnya sempat kerja tambang, jual ikan, berkebun lada namun semuanya tidak sesuai harapan," tuturnya.
Di tengah keputusasaan, satu tahun silam tepatnya di awal tahun 2022. Ia ditemani sang istri Ria Mustika mencoba peruntungan baru di dunia kuliner.
Obie Ardi membuka warung kopi di tepi muara Pelabuhan Acun-Ketapang Pangkal Balam, Pangkalpinang, dengan modal seadaanya. Waktu itu mereka mendapat omset Rp600 ribu dengan keuntungan bersih Rp100 hingga Rp150 ribu per hari.
Warung kopi kemudian bertransformasi menjadi warung lempah kuning dengan satu orang karyawan, kemudian bertambah menjadi tujuh orang karyawan, terus bertambah hingga saat ini miliki 32 orang karyawan dengan gaji standar Upah Minimum Provinsi (UMP).
Berkat doa dan keuletan serta rajin menolong orang yang kesusahan, usaha kuliner yang diberi nama Warung Lempah Kuning Muara Bang Obie dan Yuk Ria melejit hingga didatangi ratusan orang setiap harinya.
"Kami jual kopi dekat pelabuhan. Tiap hari kami sering mendapat ikan dari para nelayan, ikan kami lempah dan kami makan bersama nelayan. Ternyata banyak yang suka lempah kami. Akhirnya kami jualan lempah kuning ikan. Alhamdulillah waktu itu launchingnya dilakukan oleh Gubernur Babel periode 2017-2022, Erzaldi Rosman," kata Obie.
Tak disangka, karena cita rasa yang khas warungnya menjadi buah bibir para pecinta kuliner. Bahkan gaungnya terdengar hingga ke provinsi tetangga, mulai dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Pulau Jawa.
Bahkan para pelancong dari negara tetangga yang berkunjung ke Pulau Bangka mendapat rekomendasi menyantap kuliner khas Bangka Belitung di Warung Lempah Kuning Muara Bang Obie dan Yuk Ria.
"Rahasia dibalik kesuksesan warung kami karena saya selalu menolong orang yang sedang sakit, karena saya yakin kalau doa orang-orang yang sakit itu sangat mustajab sekali," tuturnya.
Di warung Obie, selain rasa yang khas Lepar Pongok Bangka Selatan, menu yang ditawarkan pun bervariasi mulai dari ikan, udang, cumi, kepiting, kerang dengan beragam olahan lempah kuning, dibakar, pindang, goreng maupun pepes semua tersedia.
"Alhamdulillah pengunjung kami dari berbagai daerah, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan lainnya, kalau WNA dari Cina, Malaysia, Amerika, Arab, Mesir, Palestina, Singapore, Thailand, Afrika dan masih banyak lagi lainnya," ucap Obie.
Sebagai mantan napi dengan masa lalu kelam, Obie Ardi ingin memiliki cabang lempah kuning di berbagai daerah.
Keinginannya menggaungkan lempah kuning agar makanan khas Bangka Belitung tersebut dapat dinikmati siapa saja dan dimana saja, di dalam maupun luar negeri.
Tak kalah pentingnya, untuk menginspirasi banyak orang, bahwa lebel mantan napi bukan akhir dari segala galanya.
"Saya tidak malu berkata saya mantan napi, tapi saya malu jika saya tidak berbuat apa-apa. Saya akan berbagi inspirasi dengan teman napi agar terus semangat, berjuang karena hidup dijalani bukan diakhiri," ujar Obie.
Keberhasilan Obie bukan sebuah kebetulan, namun berkat usaha, kerja keras dan doa yang tak henti-hentinya. Baik doa dari diri sendiri, maupun doa dari orang lain. Doa dari mereka yang pernah ia bantu dari kegiatan sosial, seperti operasi katarak. Hingga mengantarkan pasien BPJS ke RSCM untuk menjalani operasi.
"Manusia terbaik itu bukan manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan, akan tetapi manusia terbaik di mata Allah adalah dia yang pernah melakukan kesalahan tapi dia kembali bertobat kepada Allah dan dia lah sebaik-baiknya manusia," tutur Obie.
Nah itu kisah inspiratif dari seorang mantan napi yang sukses berkat kerja keras disertai doa dan dermawan terhadap orang-orang.
Editor : Muri Setiawan