get app
inews
Aa Text
Read Next : Sungai-sungai Terpanjang di Dunia Berhenti Mengalir, Apakah Pertanda Kiamat

Ketika Sains Menguak tentang Kehidupan Setelah Kematian

Kamis, 02 Maret 2023 | 17:22 WIB
header img
Seorang profesor menemukan bukti bahwa kehidupan akhirat setelah kematian seseorang, memang benar adanya. Foto: Ilustrasi roh meninggalkan jasad/ Hello-pet

JAKARTA, Lintasbabel.iNews.id - Kisah atau riwayat tentang adanya kehidupan setelah kematian, sudah banyak terdengar. Bagi penganut agama atau kepercayaan, hal ini menjadi sebuah keniscayaan. Namun, ternyata kehidupan setelah kematian bisa dibuktikan secara sains, lho.

Berdasarkan kajian ilmuwan, sains dapat membuktikan keberadaan kehidupan setelah kematian tersebut. Hal ini berdasarkan apa yang disampaikan dalam serial dokumenter terbaru Netflix .

Namun dalam melakukannya, seri ini mengandalkan campuran yang agak membingungkan dari fenomena yang sepenuhnya terbantahkan, di samping masalah iman yang tidak berada dalam ranah sains, serta pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar belum dijawab oleh sains.

Adapun judul film serial tersebut adalah "Surviving Death". Jalan cerita didasari pada sebuah buku dengan nama yang sama oleh jurnalis Leslie Kean.

Film ini mengisahkan tentang pengalaman mendekati kematian, medium dan séance, berburu hantu dan ingatan masa lalu. Meskipun acara tersebut bertujuan untuk menyajikan "bukti" dari semua klaim ini, acara ini membingungkan narasinya sendiri dengan menawarkan kepercayaan yang sama terhadap penipuan langsung seperti halnya pada pertanyaan yang belum terjawab tentang proses kematian.

Ini juga memperlakukan masalah keyakinan agama sebagai sesuatu untuk dibuktikan atau disangkal. Tetapi kebanyakan keyakinan agama berada di luar bidang sains, karena itu bukanlah sesuatu yang dapat Anda uji.

"Jika Anda berkata, 'Ada Tuhan' (sains) tidak dapat melakukan apa pun dengan itu, tetapi saat ini, Anda berkata, 'Ah, tetapi Tuhan, ketika saya berdoa kepada mereka, akan memindahkan gelas ini ke seberang meja'. Itu bisa diuji," kata Richard Wiseman, seorang profesor pemahaman publik tentang psikologi di Universitas Hertfordshire di Inggris, seperti dilaporkan Live Science.

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut