BANGKA, Lintasbabel.iNews.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka kembali menerima penghargaan bergengsi atas keberhasilan pembangunan daerah.
Penghargaan yang diterima kali ini adalah penghargaan sebagai daerah terbaik di Indonesia dalam tata kelola stunting terintegrasi pendidikan anak usia dini.
Pemkab Bangka menerima penghargaan SEAMEO REFCON AWARD 2025 yang diberikan langsung oleh Direktur SEAMEO RECFON, Dr. dr. Herqutanto, MPH, MARS, Sp.KKLP dalam acara Governing Board Meeting SEAMEO RECFON ke-14, yang mengusung tema "SEAMEO RECFON Outstanding Schools and Partners Appreciation 2025: Celebrating NGTS & ECCNE Programs Achievements in Optimal Nutrition for Quality Human Resources", beberapa waktu lalu, di Jakarta.
Dalam acara yang dihadiri dan disaksikan oleh 11 negara wali amanat yang berasal kementrian pendidikan se Asia Tenggara, juga disertai dengan peluncuran buku best practice pelaksanaan "early childhood care, nutrition and education", dimana Kabupaten Bangka bersama 5 kabupaten lainnya terpilih sebagai best practice di Indonesia.
PJ Bupati Bangka, Jantani Ali mengatakan, penghargaan SEAMEO REFCON Award adalah penghargaan yang diberikan oleh Southeast Asian Ministers of Education Organization-Regional Centre for Food and Nutrition atau Organisasi Kementrian Pendidikan se Asia Tenggara untuk keberhasilan daerah dalam penurunan stunting melalui implementasi Program Anak ku Sehat dan Cerdas di Indonesia.
Jantani Ali mengapresiasi dan memberikan penghargaan luar biasa kepada semua stakeholder stunting atas penghargaan yang diterima.
"Penghargaan ini kami dedikasikan penghargaan ini kepada semua komponen hexahelix yang telah saling sinergi dan konvergentif dalam pengelolaan stunting berbasis pendidikan usia dini," jelasnya, Selasa (21/10/2025) di Sungailiat.
Dia menyampaikan, komitmen penurunan stunting merupakan terapan Peraturan Bupati (Perbup) Bangka tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan Stunting.
"Kami berkomitmen untuk menjadikan Kabupaten Bangka zero stunting dan memastikan bahwa pada era bonus demografi nantinya, SDM generasi penerus di kabupaten Bangka lebih berkualitas dan berintegritas serta memiliki daya saing," harapnya.
Sementara itu PJ Sekda Bangka Thony Marza mengatakan, pengelolaan stunting berbasis pendidikan usia dini dilakukan melalui konvergensi hulu-hilir, mulai dari pengelolaan kelembagaan, pengelolaan advokasi, pengelolaan pernikahan, pengelolaan kehamilan, pengelolaan pengasuhan, pengelolaan sanitasi, dan pengelolaan inovasi dengan menerapkan pendekatan hexhelix melibatkan enam pilar yaitu pemerintah, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, perguruan tinggi dan media massa.
"Program berbasis hexahelix ini bermitra dan mendapatkan dukungan kuat dari Poltek Kesehatan Pangkalpinang serta berkolaborasi dengan Bank Sumsel Babel Sungailiat, Forum CSR, Media Massa dan Komunitas Masyarakat," kata Thony.
Kepala Bappeda, Pan Budi Marwoto dalam hal ini menjelaskan, Pemkab Bangka mendapatkan SEAMEO REFCON Award untuk kategori "Agung" atau kategori penghargaan tertinggi di Indonesia.
Menurut Kepala Bappeda Bangka ini, dalam hirarkinya, secara berjenjang, kategori penghargaan dimulai Pratama-Madya-Utama-Paripurna dan Agung. Selain Bangka, Kabupaten Brebes, Lombok Timur dan Tanjung Jabung Timur juga mendapatkan penghargaan kategori Agung.
"SEAMEO REFCON menilai keempat kabupaten tersebut berhasil mencapai kinerja maksimal dalam tatakelola stunting terintegrasi dengan Early Childhood Care, Nutrition, and Education (ECCNE) yang ditandai dengan setidaknya 3 keberhasilan, yaitu keberhasilan kebijakan dan penganggaran terintegrasi dengan aksi konvergensi stunting, keberhasilan seluruh lembaga PAUD melaksanakan kegiatan penguatan layanan PAUD-HI dan keberhasilan daerah dalam penurunan angka stunting 2% per tahun sejak dimulainya program," paparnya.
Satu diantara program unggulan yang dijalankan adalah Program Anakku Sehat dan Cerdas yang telah berjalan sejak 2017 melalui intensifikasi PAUD Holistik Integratif berbasis aksi konvergensi stunting.
Program ini terbukti mampu mengakselerasi penurunan stunting melalui implementasi model integrasi lima komponen esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu lingkungan yang mendukung pengasuhan orang tua, pengasuhan dan pendidikan kesehatan dan gizi serta kebijakan dan partisipasi multisektor.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait