PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Pembongkaran atau penggusuran 16 warung di sepanjang wisata pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (1/4/2022) diwarnai isak tangis dan teriakan histeris.
Sejumlah warga yang sebagian besar kaum emak-emak terlihat membentangkan kertas karton berisi permintaan mereka kepada Pemerintah Kota Pangkalpinang, selaku pemilik aset kawasan Pantai Pasir Padi.
Bahkan, satu orang warga nekat tidur di tengah jalan sembari membaca Sholawat, sebagai upaya menghentikan penggusuran yang dilakukan pihak berwenang.
"Silahkan pak gusur kami, kami tidak ada perlawanan, lebih dibangun, lebih bagus, kami ingin. Tapi tolong rangkul kami pak, saya ini janda anak 7. Jika pemerintah tidak rangkul kami, bagaimana kami cari makan," kata Rita, salah satu pemilik warung sambil menangis.
Rita mengaku sampai saat ini dirinya belum mendapatkan kepastian dari Pemerintah Kota Pangkalpinang, terkait relokasi dan kompensasi paska penggusuran dilakukan.
"Belum ada pemangilan dari pemerintah untuk ganti rugi, sampai saat ini belum tau tinggal dimana," jelasnya.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait