PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Masyarakat Bangka Belitung patut berbangga, pasalnya tiga putra terbaiknya saat ini dipercaya untuk menjalankan misi perdamaian dibawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau United Nations (UN).
Ketiga personil tersebut adalah Aipda Firman anggota Polda Babel, Bripka Fauzan dari Brimob Polda Babel dan Bripka Oktario anggota Polres Pangkalpinang.
Ketiga personel kepolisian tersebut ditugaskan di Republik Afrika Tengah, sejak 4 September 2020 hingga 11 September 2021.
Bertugas di daerah rawan konflik, tidaklah mudah bagi pasukan perdamaian PBB. Sewaktu-waktu hujan peluru dari pasukan pemberontak, dapat mengancam keselamatan anggota pasukan perdamaian ini.
Dihubungi melalui pesan singkat whatsapp, Bripka Oktario menceritakan kegiatannya selama di Bangui, Ibu Kota Republik Afrika Tengah.
"Assalamu'alaikum apa kabar sepradik (saudara) semoga sehat ya, tidak terasa sudah hampir setahun di Bangui ini," ucap Oktario.
Bripka Oktario merasa senang dapat mewakili Polda Bangka Belitung dan Polres Pangkalpinang dalam menjalankan misi perdamaian di Afrika Tengah.
"Alhamdulillah, saya merasa senang dan bangga bisa menjadi salah satu personil Polda Babel, yang bisa bergabung dalam pasukan polisi perdamaian di Afrika Tengah ini," kata Oktario, Minggu (29/8/2021)
Oktario mengaku, selama bertugas menjadi pasukan perdamaian di Afrika Tengah banyak mendapatkan pengalaman baru.
"Banyak pengalaman baru yang kami dapatkan, kami dapat melihat kinerja dari Polisi negara lain yang bergabung dalam misi PBB ini, ini menjadi pengalaman terbaik saya dan tidak pernah terlupakan," ujarnya.
Ditambahkan Oktario, kegiatan rutin dilakukan selama bertugas di Afrika Tengah, seperti patroli bersama kontingen dari negara lain, mengamankan kegiatan masyarakat dan melindungi masyarakat Afrika Tengah.
"Kita harus siap di semua keadaan, apalagi ini daerah konflik, sehingga kita harus siap dengan situasi-situasi yang tidak terduga, saat menjalankan tugas di luar camp," imbuh Oktario.
Bertugas jauh dari tanah air, tentunya ada rasa suka dan duka, apalagi meninggalkan anak dan istri tercinta di Pulau Bangka.
"Sukanya tadi banyak pengalaman, dukanya ya jahu dari keluarga anak dan istri, biasanya sering nelfon, kirim foto atau video call, kalau sudah dipanggil negara, bertugas dimanapun kami siap bang (wartawan)," tutup Oktario.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait