Guru dan kepala sekolah yang memiliki ide-ide kreatif untuk mengimplementasikan Merdeka Belajar seringkali terbentur pada prosedur yang rumit dan kurang fleksibel. Alih-alih fokus pada peningkatan kualitas pembelajaran, waktu dan energi justru tersita untuk urusan administratif yang berbelit-belit.
Pada akhirnya, upaya "Belajar Merdeka" ini terasa seperti mendayung perahu dengan satu dayung saja. Semangat untuk maju dan membebaskan potensi siswa ada, namun jangkar "sistem usang" masih kuat menahan laju. Agar kemerdekaan belajar benar-benar terwujud, kita tidak hanya perlu mengubah kurikulum, tetapi juga melakukan transformasi fundamental pada mindset pendidik, pemerataan infrastruktur, perubahan budaya penilaian, penyederhanaan birokrasi, serta pelibatan aktif seluruh ekosistem pendidikan.
Tanpa pembenahan yang komprehensif, "Belajar Merdeka" hanya akan menjadi retorika indah tanpa implementasi yang substansial. Kita akan terus menyaksikan siswa yang tidak memiliki kebebasan dalam belajar, namun secara substansial masih terikat oleh rantai sistem pendidikan yang belum sepenuhnya melepaskan diri dari warisan masa lalu. Inilah tantangan besar yang harus kita hadapi bersama demi mewujudkan pendidikan yang benar-benar memerdekakan dan memberdayakan generasi penerus bangsa.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait