PANGKALPINANG, Lintasbabel.iNews.id - TK Negeri Pembina 4 Pangkalpinang merupakan sekolah yang memiliki banyak potensi aset, meliputi: aset manusia, aset sosial, aset fisik, aset lingkungan/ alam, aset finasial, aset politik, aset agama dan budaya serta aset teknologi.
Aset manusia yang dimiliki TK Negeri Pembina 4 Pangkalpinang adalah warga sekolah yang terdiri dari 4 tenaga kependidikan dan 7 pendidik, 2 diantaranya merupakan guru penggerak.
Aset manusia ini menjadi jembatan untuk memaksimalkan potensi aset lainnya agar dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpihak pada murid.
Sejalan dengan tujuan tersebut maka adanya kebijakan merdeka belajar, yaitu: kepala sekolah diwajibkan untuk membentuk komunitas belajar di dalam sekolah atau intrasekolah.
Oleh karna itu, Kepala sekolah membentuk komunitas belajar dengan harapan tercapainya tujuan komunitas belajar yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpihak pada murid, memberikan ruang kolaborasi bagi warga sekolah, meningkatnya kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan serta menemukan solusi yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hasil belajar murid.
Pada tahun 2023 komunitas belajar di TK Negeri Pembina 4 Pangkalpinang sudah dibentuk namun masih banyak sekali kekurangan mulai dari tidak adanya jadwal yang tetap dan hanya dilaksanakan berdasarkan kebutuhan, belum dilengkapi adminitrasi seperti surat penyataan komitmen secara tertulis, belum adanya surat keputusan Tim kecil dan implementasi dengan siklus yang benar.
Pada tahun 2024 komunitas belajar TK Negeri Pembina 4 mulai berganti nama menjadi Komunitas Belajar “PACAK”. Kata “PACAK” diambil dari bahasa Bangka Belitung yang artinya “BISA”. Hal ini dimaknai sebagai kata penyemangat untuk anggota komunitas untuk terus semangat melakukan perubahan menjadi lebih baik. Kata “PACAK” juga merupakan akronim dari kata “Positif, Aktif, Cerdas, Adaptif dan Kolaboratif”.
Pada Tahun 2024 komunitas belajar “PACAK sudah mulai membenahi diri dengan membuatkan Surat keputusan lengkap dengan rencana tindak lanjut berserta jadwal kegiatan, namun jadwal tersebut belum ideal sebagaimana mestinya karena hanya dilaksanakan 1 kali dalam 1 bulan.
Adminitrasi seperti kesepakatan dan komitmen bersama dan sk tim kecil sudah dibuat secara tertulis namun visi misi belum dimiliki kombel secara tertulis. Selain itu berjalannya kombel juga masih dengan prinsip “akan berjalan jika seluruh anggota bisa hadir”.
Namun di balik kekurangan-kekurangan tersebut, hal baik yang patut dipertahankan yaitu komunitas belajar ini sudah mengarsipkan adminitrasi seperti notulen, daftar hadir dan dokumentasi di dalam situs google site agar mudah diakses olah seluruh anggota jika sewaktu-waktu ingin meninjau kembali kegiatan komunitas belajar yang telah dilakukan.
Editor : Haryanto
Artikel Terkait