Pemilu: Momentum Mengobati Ibu Pertiwi

Jurnalis Warga/ Muda Afreiyanto
Ilustrasi Pemilu 2024 (Foto : Istimewa)

Segelintir orang atau kelompok tersebut disebut oligarki. Mereka memegang pemerintahan dalam sebuah negara, mereka berasal dari orang yang memiliki pengaruh besar, bisa jadi memiliki kekayaan melimpah, pendidikan yang tinggi, hubungannya dengan pemerintahan bahkan memiliki relasi dengan militer. Kelompok tersebut berupaya mendapatkan posisi puncak kekuasaan untuk melipatgandakan kekayaan dan kekuasaannya. Pada akhirnya rakyat kecil menjadi korban, kepentingannya tidak dipedulikan bahkan hak-hak miliknya di kesampingkan.

Kerusakan Demokrasi di Indonesia

Indonesia sedang tidak baik-baik saja !!! 

Kapitalisme individual, kapitalisme birokrasi sampai kapitalisme berjaring menjadi virus yang menyerang sel-sel di bumi pertiwi. Pengesahan undang-undang KPK yang melemahkan sifat independensi lembaga anti rasuah negara. Melanggengnya undang-undang Omnibus Law untuk melegitimasi para investor. Keserakahan sosok pemimpin tertinggi negara dengan sepak terjangnya yang menumbalkan negara demi kemenangan anak tercinta. Matinya marwah Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga yang seharusnya menjamin berfungsinya sistem demokrasi dan berdiri tegak atas nama independensi malah tercoreng oleh ambisi dinasti.

Demokrasi dikebiri lembaga penyelenggara pemilu melanggar kode etik perilaku dengan menerima pendaftaran Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden padahal peraturan KPU masih mengharuskan calon memiliki usia minimal 40 tahun. Disampaikan diatas sebagai bukti nyata saat ini Indonesia mengalami sakit kronis. 

Sebagai negara demokrasi yang artinya pemilihan umum merupakan sarana demokrasi guna mewujudkan sistem pemerintahan negara yang berkedaulatan rakyat, dimana penyelengara negara dibentuk melalui pemilihan umum yang berasal dari rakyat dijalankan sesuai dengan kehendak rakyat dan diabadikan untuk kesejahteraan rakyat. 

Pada ayat 11 surah Ar-Rad menegaskan bahwa nasib seseorang ditentukan oleh usahanya sendiri. Allah SWT bahkan tidak akan mengubah nasib kaum, jika bukan kaum tersebut yang mengubahnya. Nasib ini berlaku bagi kebaikan dan juga keburukan yang mereka perbuat. 

Editor : Muri Setiawan

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network