Beliau pulalah, saat saya menjabat Gubernur Bangka Belitung, yang mendorong agar pelaksanaan STQ (Seleksi Tilawatil Quran) tingkat Nasional kembali dihelat di sini. Karena keyakinan beliau, Babel bisa berkiprah tinggi tingkat agama selaku Negeri Melayu.
Beliau juga sangat peduli prestasi-prestasi para qori/qoriah Babel. Setiap kami bertukar tutur di manapun bersua, beliau dengan semangat yang kuat mendorong saya untuk membuat capaian qori/qoriah kita meningkat. Salah satu wujud dorongan beliau, kita yang pernah berada di posisi 33 dari 34 provinsi, alhamdulillah bisa sampai urutan 15. Yang semua itu, tak lepas dari dorongan motivasi Kyai Ahmad Hijazi.
Dan satu motivasi terbesar dari Kyai Ahmad Hijazi yang saya ingat tanpa lupa setitikpun adalah saat ia setengah berbisik kepada saya: "Pak Gubernur, malu kita sebagai Negeri Melayu yang mayoritas muslim tapi urutan MTQ kita masa' 33 dari 34 provinsi."
Kyai Ahmad Hijazi begitu banyak memberikan petuahnya, dorongan moriilnya kepada saya pribadi, bahwa kita mampu dan kita bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Karena beliau meyakini bahwa di Bangka Belitung banyak kafilah-kafilah yang harus ditemukan dengan kegiatan sekelas STQ dan MTQ. Dan itu beliau percayakan kepada saya untuk menjadi bagian dari orang yang menggali bakat-bakat kafilah baru di tanah Melayu.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait