PEMILIHAN umum (Pemilu) merupakan saat yang penting bagi negara untuk menentukan arah politik dan masa depannya. Namun, pada kenyataannya pemilu seringkali menjadi ajang saling menyikut antara para faksi politik. Terutama menjelang pemilu 2024 yang semakin dekat, intensitas berita politik di berbagai media semakin meningkat, hal ini sangatlah disayangkan karena saling menyerang hanya akan memperburuk situasi politik dan sosial di negara ini.
Indonesia merupakan negara demokrasi, sudah seharusnya persaingan politik adalah hal yang wajar. Dalam demokrasi yang sehat para politikus harus berdebat dengan jujur dan terbuka tentang isu-isu penting yang mempengaruhi masyarakat dan menyajikan solusi mereka untuk masalah tersebut. Namun pada kenyataanya, saat debat seringkali menjadi lebih bersifat pribadi dan negatif selain itu faksi-faksi politik sering kali melakukan kampenye hitam dan menyebarkan hoaks dengan tujuan menjatuhkan citra lawan politiknya.
Praktik saling menjatuhkan antar faksi politik inilah yang menjadi penyebab terhambatnya kemajuan demokrasi dan membahayakan kepentingan negara , karena dapat menyebabkan polarisasi dalam masyarakat yang semakin memperburuk kondisi politik dan sosial di negara ini. Ketika para politikus dan faksi-faksi politik saling menyerang untuk menghancurkan citra lawan politik, hal ini dapat memperkuat dukungan bagi kelompok-kelompok pendukung dan dapat memecah belah masyarakat. Akibatnya, kepentingan negara dan masyarakat menjadi terpinggirkan karena fokus pada pertikaian politik, selain itu polaritas yang tinggi dapat menyebabkan ketidakstabilan politik dan sosial, menghalangi kemajuan dalam membangun solidaritas di anatar warga negara, dan membuat masyarakat tidak bisa saling bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait