Nilai-nilai ini sejalan dengan misi Islam di muka bumi sebagai agama yang rahmatan lil'alamiin. sebagaimana muhammadiyah merealisasikan dalam bidang pendidikan yang pertama, muhammadiyah dan Aisyiyah mengajarkan dan mewajibkan kepada siswa, mahasiswa dan seluruh anggotanya untuk membentuk jiwa yang toleran, menanamkan sifat beramal dalam ukhwah islamiyah, berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan masyarakat denga menjunjung tingi nasionalisme, tolong menolong antar sesama, dan saling bertoleransi antar umat beragama guna mewujudkan persatuan nasional serta memegang teguh ajaran islam.
Kedua, melaksanakan pendidikan anti terorisme memalui pelajaran pendidikan agama islam guna mewujudkan masyarakat muslim yang toleran dan cinta damai sesama pemeluk agama di tengah kehidupan bangsa Indonesia yang plural. Disinilah peran guru menduduki posisi terpenting karena peran meraka anak didik di bentuk cara berpandangan dalam agama secara benar untuk membentuk jiwa yang toleran dimana guru memberikan konsolidasi pada anak didik bahwa keyakinan yang berbeda diantara kita merupakan kehendak dari Allah SWT dan mengajaran bahwa islam agama yang rahmatan lil alamin.
Tak hanya itu peran guru untuk menumbuhkan pemahaman keagamaan yang integratif dengan melakukan penguatan metodologi terhadap kajian kajian islam dalam hal ini bisa melalui pemberian materi mengenai antropologi agama dan sosiologi agama yang berkaitan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan dari berbagai aspek yang membangunnya. Kemudian, guru membiasakan berdiskusi berdiskusi disini akan menumbuhkan sikap toleran dan mengakui keberagaman pemikiran sikap setiap insan dalam mencari hal yang baik dan benar untuk itu pemahaman keagamaan harus dibangun seacara insklusif dan tidak mengedepankan desakan desakanan kebenaran dari kelompok lain yang akan menimbulkan pertentangan. Konsep dasar tersebut secara dini harus ditanamkan pada setiap muslim maupun anak didik dalam bidang pendidikan sekolah maupun diluar pendidikan sekolah hal ini dilakukan sebagai solusi mencegah meluasnya paham pemikiran radikal terlebih pemikiran anti Pancasila.
Kegiatan Fokus Group Discussion (FGD) tentang Pemahaman Ajaran Islam, Ideologi Pancasila dan budaya sadar konstitusi dalam upaya Menangkal Radikalisme di Wilayah Serumpun Sebalai diakhiri dengan photo bersama seluruh peserta dengan membentangkan spanduk bertuliskan ; “AISYIYAH DAN MUSLIMAH BABEL BERKOMITMEN MENJAGA NKRI DENGAN MENGEMBANGKAN TOLERANSI BERAGAMA SERTA MENOLAK ISU PROVOKATIF BERNUANSA SARA DAN ANTI PANCASILA”
Editor : Muri Setiawan