"Yang terpenting bagaimana nelayan bisa keluar masuk di titik air 0 derajat dengan kedalam paling tidak 30 groston atau 2-3 meter di titik tabel air, kapal-kapal yang biasa nongkrong di Pelabuhan Perikanan Nusantara sekarang lari ke Pangkalpinang masuk nelayan 2,” ucapnya.
Menurut Syarifudin, selama ini masyarakat di adu domba, untuk itu nelayan meminta jangan jadikan mereka lahan politik, yang tentunya hal ini tidak sesuia harapan dan cita-cita pendiri bangsa. Pengusaha hanya mementingkan kepentingan pribadi dan tidak mementingkan kepentingan masyarakat pesisir.
“Saya mohon mulai dari hari ini Primkopal yang sudah secara legal mengantongi izin berdasarkan aturan di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini untuk segera menyelesaikkan permasalahan ini, jangan hanya pakai PC, saya mohon sekali lagi kepada bapak-bapak segala instansi baik daerah maupun pusat ikut serta, jangan terus-terusan ada pertengkaran di masyarakat pesisir ini, selama bertahun-tahun gunung tetaplah gunung, penderitaan tetaplah penderitaan maka itu kami harap ini dapat terselesaikkan,” katanya.
Editor : Haryanto
Artikel Terkait