Ketegangan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Situasi itu menyusul keputusan Riyadh menolak seruan Washington untuk menunda pengurangan produksi minyak.
Pada awal bulan lalu, OPEC+ dengan suara bulat sepakat untuk menurunkan produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari mulai bulan ini. Langkah tersebut sebagai tanggapan atas ketidakpastian di pasar energi global. Namun, AS mengutuk keputusan organisasi negara-negara pengekspor minyak itu.
Washington DC menyebut pemangkasan produksi minyak itu sebagai kebijakan yang picik di tengah kenaikan harga energi di AS dan Eropa. Tak tanggung-tanggung, AS juga menuduh Arab Saudi telah tunduk kepada Rusia.
Riyadh menolak tuduhan itu. Kerajaan Arab itu menyatakan, keputusan untuk memangkas produksi minyak semata-mata untuk menstabilkan pasar global di tengah penurunan permintaan yang disebabkan oleh perlambatan ekonomi di seluruh dunia.
Editor : Muri Setiawan
Artikel Terkait