PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Mobilisasi parsial yang diumumkan Putin masih membuat banyak pihak mengerenyutkan dahi. Pasalnya pengerahan pasukan cadangan dari warga sipil tersebut, tidak dipersenjatai dengan senjata yang layak dan minim perlengkapan.
Perang berkepanjangan serta sanksi yang diterapkan banyak negara nampaknya mulai membuat negara adidaya ini kelimpungan. Stigma negara dengan kekuatan militer terbesar kedua di dunia mulai dipertanyakan.
21 September 2022, Presiden Putin resmi mengumumkan mobilisasi parsial untuk mendukung pasukan Rusia yang mulai terpojok menghadapi serangan balik Ukraina.
Tak ayal pengumuman ini membuat banyak warga negeri Beruang Merah itu panik dan melakukan eksodus dan berusaha meninggalkan negaranya agar tidak dikirim ke zona pertempuran.
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu buru-buru mengklarifikasi bahwa hanya 300.000 pasukan cadangan yang memiliki pengalaman tempur dan keahlian khusus saja yang akan dilibatkan.
Walaupun nyatanya kemudian beredar informasi bahwa setidaknya 1 juta personil termasuk mahasiswa dan pemuda tanpa pengalaman yang sedang diupayakan untuk dikirim ke peperangan.
Beberapa vidio dan foto-foto tentang buruknya sistem rekruitmen pasukan mobilisasi ini membanjiri media massa sekaligus menyajikan fakta-fakta yang berlawanan dengan retorika Kremlin.
Editor : Haryanto
Artikel Terkait