Keutamaan dan Rahasia Dibalik Surat Al Kautsar, Diganjar Telaga Kausar di Surga

RASA-RASANYA, setiap umat muslim sudah sangat familiar dan hafal diluar kepala dengan Surat Al Kautsar. Meski jumlah ayat dalam surat ini terbilang pendek, namun keutamaannya sangatlah besar. 

Surat yang memiliki arti "Nikmat Berlimpah" ini, ada di urutan ke-108 dalam kitab suci Alquran. Surat Al Kautsar berisi tiga ayat dan tergolong Makkiyyah atau diturunkan di Kota Makkah, Arab Saudi.

Berdasarkan Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al Azhar, pada ayat pertama Surat Al Kautsar menjelaskan tentang karunia Allah Subhanahu wa ta'ala, yakni berupa telaga bernama Kautsar diperuntukkan bagi penghuni-penghuni surga.

Bukan hanya nikmat adanya Sungai Kautsar, surah ini juga menerangkan tentang kenikmatan lainnya, yaitu salah satunya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam diizinkan memberi syafaat-syafaat ‘uzhma di Padang Mahsyar kepada umatnya yang bertakwa.

Selanjutnya, pada ayat ke-2 Surat Al Kautsar dijelaskan perintah sholat dan berkurban. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman: Fashalli li rabbika wanhar (Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah).

Sekretaris Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah Ustadz Faozan Amar mengatakan Surah Al Kautsar diturunkan sebagai tanda rasa syukur atas nikmat yang Allah Azza wa jalla berikan. Kemudian umat manusia juga diingatkan akan perintah sholat dan berkurban.

"Surah Al Kautsar itu perintah untuk melaksanakan sholat dan berkurban. Sebagai wujud syukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah kepada manusia," kata Ustadz Faozan dilansir Okezone, Jumat (17/9/2021).

Berikut ini lafaz Surat Al Kautsar beserta bacaan arab latin dan terjemahannya:

إِنَّآ أَعْطَيْنَٰكَ ٱلْكَوْثَرَ

1. Inna a'tainakal-kausar

"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak."

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ

2. Fa salli lirabbika wan-har

"Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkurbanlah."

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلْأَبْتَرُ

3. Inna syani'aka huwal-abtar

"Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus."

Wallahu a'lam bishawab.

Editor : Muri Setiawan