JAKARTA, lintasbabel.id - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja menyebutkan, pusat perbelanjaan alias Mal, berpotensi kehilangan pendapatan hingga Rp5 triliun per bulan, selama pembatasan mobilitas di masa PPKM.
"Selama ditutup sementara, maka pusat perbelanjaan (anggota APPBI di seluruh Indonesia) berpotensi kehilangan pendapatan sekitar Rp5 triliun setiap bulan. Dan nilai tersebut adalah nilai pendapatan bukan nilai penjualan," ujar Alphonzus saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jakarta, Senin (6/9/2021).
Namun, Alphonzus bersama pelaku ritel telah melihat potensi saat ini sudah terjadi peningkatan pengunjung ke pusat perbelanjaan di Jakarta setelah diizinkan beroperasi kembali pada pertengahan Agustus 2021.
“Tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan meningkat semenjak ada banyak kelonggaran meski secara bertahap sejak diberlakukan pelonggaran, namun memang peningkatannya masih cenderung lambat,” katanya.
Diharapkan tren peningkatan kunjungan ke pusat perbelanjaan akan terus meningkat seiring dengan berbagai pelonggaran yang diberlakukan oleh pemerintah.
“Jika kondisi yang cukup baik ini bisa terus bisa dipertahankan maka paling tidak kami berharap bisa mulai mengembalikan kondisi usaha dari keterpurukan yang terjadi pada bulan Juli dan sebagian bukan Agustus akibat penutupan operasional,” katanya.
Dirinya mengatakan aplikasi Peduli Lindungi berharap bisa menjadi roda bisnis di pusat perbelanjaan mal bisa segera menggeliat di tengah pandemi Covid-19 seiring pelonggaran PPKM dan ketatnya penerapan protokol kesehatan oleh pengelola pusat perbelanjaan.
Editor : Muri Setiawan