Menuju Bangka Belitung Merdeka

Menuju Babel Merdeka lahir sebagai semangat baru untuk membangun daerah yang berdaulat secara ekonomi dan politik melalui pengelolaan sumber daya alam yang adil dan berkelanjutan.
Gagasan ini berakar pada kesadaran kolektif bahwa Babel tidak bisa selamanya menjadi daerah ekstraktif yang hanya mengandalkan hasil tambang tanpa diversifikasi ekonomi. Masyarakat mulai menyadari pentingnya transformasi ekonomi hijau, reformasi tata kelola tambang, dan dorongan terhadap status otonomi khusus (Otsus) agar Babel memiliki kewenangan penuh dalam mengelola kekayaan alamnya.
Langkah menuju Babel merdeka harus dimulai dengan reformasi tata kelola sumber daya alam. Pemerintah daerah perlu memperjuangkan status otonomi khusus, agar memiliki kewenangan lebih luas dalam pengelolaan hasil tambang dan pendapatan daerah.
Selain itu, hilirisasi timah harus menjadi prioritas agar Babel tidak lagi hanya mengekspor bahan mentah, melainkan menghasilkan produk turunan bernilai tinggi seperti solder, tinplate, dan peralatan elektronik.
Selain ekonomi, pembangunan Babel yang merdeka harus didukung oleh pemberdayaan sumber daya manusia dan pendidikan lokal. Perguruan tinggi di Babel dapat menjadi pusat riset dan inovasi menuju ekonomi hijau dan digital. Dengan demikian, kemandirian tidak hanya terletak pada sektor industri, tetapi juga pada kekuatan intelektual dan sosial masyarakat.
Pada akhirnya, “Babel Merdeka 100%” bukan berarti lepas dari Indonesia, melainkan berdiri tegak sebagai provinsi yang berdaulat atas potensi dan kebijakannya sendiri. Kemandirian sejati akan terwujud bila masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha bersatu membangun Babel yang adil, sejahtera, dan berkelanjutan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat Bangka Belitung.
Editor : Haryanto