Dia mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi ke UPTD Perlidungan Perempuan dan Anak (PPA) Belitung Timur dan Kasat Reskrim Polres Belitung Timur.
"Saat itu Kasat Reskrim juga mempertanyakan kenapa pihak sekolah tidak melaporkan, padahal ini kejadiannya di sekolah. Saat itu saya menjawab, untuk saat ini kami fokus pada korban, karena anak-anak ini ada yang akan ikut ujian sekolah, karena kami melihat sekilas dengan psikolog, anak-anak yang mendapatkan perlakukan demikian tentu akan mengalami depresi atau trauma," ujarnya.
Imelda mengatakan, ketika saksi ada, korban ada, dan pelaku sudah mengakui, maka kasus ini diserahkan ke pihak kepolisian untuk menindak lanjuti.
"Jadi, si penjaga sekolah ini ketahuannya, saat pengukuran suhu badan, ada satu siswi yang terlambat, saat selesai siswi itu datang nangis, ditanya, dijawab tadi bapak itu (penjaga) megang dadanya, dan megangnya itu diremas-remas bukan becangek (becanda), nah dari situ sudah jelas pencabulan, dan akhirnya yang lain ada yang bilang pernah diperlakukan serupa. Akhirnya di tracking didapat 14 korban tersebut," bebernya.
Editor : Muri Setiawan