get app
inews
Aa Text
Read Next : Resmi Ditutup, Rully Rizki Pendaftar Tunggal Bacalon Ketum IKA UBB Periode 2024-2028

Jualan Agama: Manipulasi atas Iman

Jum'at, 21 Maret 2025 | 13:27 WIB
header img
Foto : ilustrasi

B. Hadist Nabi Muhammad SAW

• Hadist tentang Menjual Agama untuk Dunia

 بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

(HR. Muslim No. 118)

Artinya:

“Segeralah beramal sebelum datang fitnah seperti potongan malam yang gelap. Seseorang di pagi hari dalam keadaan beriman, namun di sore hari ia menjadi kafir. Dan seseorang di sore hari dalam keadaan beriman, namun di pagi hari ia menjadi kafir. Dia menjual agamanya demi keuntungan dunia.”

Hadis ini mengingatkan bahwa duniawi itu fana dan sementara, sedangkan akhirat itu kekal dan abadi. Peringatan agar umat Islam berhati-hati terhadap godaan duniawi dan tidak mengorbankan agamanya demi keuntungan dunia yang sesaat. Hadis ini juga menjadi pengingat bahwa amal shalih adalah benteng terbaik untuk menghadapi fitnah dan menjaga keimanan. Kita harus selalu bersemangat dalam beragama dan berhati-hati terhadap kesenangan dunia, karena dunia dapat membalikkan agama seorang hamba, juga dapat memalingkan kepada selainnya, dan kepada selain beribadah kepada Tuhannya. Masuk dan terjebak dalam kubangan fitnah akan melemakan amal shaleh. (Cepi Hamdan Rafiq, 2021)

Jualan agama adalah bentuk manipulasi atas iman yang merusak makna spiritualitas sejati. Fenomena ini muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari komersialisasi ibadah, penjualan jaminan surga, eksploitasi politik, hingga penyelewengan dana keagamaan. Dampaknya bisa sangat merusak, baik secara sosial maupun individu, karena menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap agama, ketergantungan buta pada pemuka agama, dan bahkan konflik dalam masyarakat.

Untuk melawan praktik ini, umat harus memiliki pemahaman agama yang lebih baik, berpikir kritis terhadap otoritas keagamaan, dan menuntut transparansi dalam pengelolaan dana keagamaan. Dengan demikian, agama bisa kembali ke esensi sejatinya—sebagai pedoman moral dan spiritual yang membawa kebaikan bagi semua, bukan sekadar alat untuk kepentingan duniawi segelintir pihak.

Jika tidak ada kesadaran dan langkah konkret untuk menghadapi manipulasi agama, maka iman akan terus menjadi komoditas yang diperjualbelikan oleh mereka yang hanya mengejar keuntungan. Oleh karena itu, setiap individu harus menjadi lebih bijak dalam memahami dan menjalankan keyakinannya, agar tidak terjebak dalam jebakan jualan agama.

Artikel ini dibuat oleh: 

Rizki Annisa, Fatya Tarisya Adha, Nariesa Adini, Valendra Putra Setiawan, M. Sopian Wardana, Yoga Adi Pratama, Shinta Lestari Oktarini. (Mahasiswa Fakultas Hukum

Universitas Bangka Belitung). 

 

Editor : Muri Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut