Sedangkan untuk mekanisme penentuan harga minyak goreng akan disesuaikan dengan kondisi pasar. Hal ini tentunya akan membuat lonjakan harga dari HET sebelumnya Rp13.500, kini dapat melonjak di kisaran Rp20 ribu per liter.
"Kami memonitor harga itu kami mulai dari distributor, sampai di pasar kami berharap tidak terjadi kenaikan yang terlalu tinggi sehingga bisa meringankan masyarakat. Tetap kami monitor baik ketersediaan, ada penambahan barang apalagi dalam menghadapi bulan ramadhan. Walaupun kami tidak bisa melakukan pembatasan harga, karena tidak ditetapkan HET oleh pemerintah untuk minyak goreng sederhana atau premium," katanya.
Sementara itu, Aidi mengungkapkan ditengah fenomena kelangkaan minyak goreng, saat ini yang paling penting yakni ketersediaan stok minyak goreng.
"Mudah-mudahan masyarakat bisa menerima harga pasar ini, saya berharap bagi masyarakat ketersediaan barang itu yang paling penting dari pada harga murah tapi barangnya tidak ada. Ini sebuah kebijakan pemerintah pusat, walaupun sulit untuk masyarakat untuk menyesuaikan harga ini tapi saya pikir kita harus menerimanya," ujarnya.
Editor : Muri Setiawan