PANGKALPINANG, lintasbabel.id - Seorang petugas pemakaman jenazah pasien Covid-19 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), mengaku tiga hari dirinya tidak pulang ke rumah. Ia melakukan itu, karena takut anggota keluarganya tertular virus corona, karena alat pelindung diri (APD) berupa hazmat yang digunakan saat bertugas sudah berulang kali dipakai.
"Karena minimnya APD saya menjaga juga, daripada menularkan nantinya, lebih baik isolasi dulu sampai benar-benar merasa yakin," kata Prathama, salah satu petugas TRC BPBD Babel yang bertugas memakamkan jenazah pasien Covid-19, Senin (2/8/2021).
Prathama menuturkan, dirinya rela menginap di Posko Satgas Covid-19 dan rutin melakukan tes swab antigen, guna deteksi dini virus corona.
"Pokoknya disini dulu, sampai benar-benar merasa yakin dan hasilnya menunjukkan tidak terpapar Covid-19. Kalau dihitung, ini sudah tiga hari tak pulang ke rumah," ujarnya.
Diketahui, tim pemakaman jenazah pasien Covid-19 yang bertugas di Satgas Covid-19 Babel, kehabisan stok APD berupa hazmat akibat meningkatnya angka kasus kematian di daerah tersebut. Mereka terpaksa menggunakan APD tersebut berulang kali setelah dicuci.
"Memang benar sudah satu minggu ini habis hazmat kami, itu yang tersisa hazmat seperti jas hujan yang bisa dicuci habis dipakai. Itu sebenarnya tidak sesuai aturan, tapi karena korban terus berjatuhan sedangkan tidak ada stok lagi, kami pakai sistem habis pakai cuci," kata Mikron Antariksa, Sekretaris Satgas Penanganan Covid 19 Provinsi Kepulauan Babel, Senin (2/8/2021).
Data Satgas Covid-19 Bangka Belitung, hingga 1 Agustus kemarin sebanyak 688 orang pasien Covid-19 meninggal dunia di Babel.
Kasus kematian tertinggi dalam sehari terjadi pada Minggu (1/8/2021) dimana terdata 25 orang meninggal. Sedangkan kasus kematian tertinggi dalam satu bulan terjadi di Juli 2021 dengan jumlah kasus 336.
Editor : Muri Setiawan