INDONESIA-Sentris menjadi gagasan besar Pemerintah untuk menekan kesenjangan pembangunan di Tanah Air. Daerah pinggiran, dan pulau-pulau terdepan yang menjadi gerbang masuk Indonesia menjadi prioritas. Dengan pembangunan yang merata dan berkeadilan, maka masyarakat di berbagai wilayah akan merasa menjadi bagian dari kesatuan Indonesia. Dengan begitu, sila ketiga (Persatuan) dan kelima (Keadilan) dalam Pancasila sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, terwujudkan.
Tahun 2015 tersebut sudah terkoneksi di 264 pelabuhan se-Indonesia sejak diluncurkan pada 2016, termasuk 2 pelabuhan di Bangka Belitung, yaitu Pelabuhan Tanjung Kalian, dan Pelabuhan Manggar. Foto: Istimewa/ Saktio.
Indonesia-Sentris bukan sekadar angan. Bukan sekadar polesan, terlebih merupakan ulik taktik Pemerintah atas kesenjangan infrastruktur di setiap jengkal Nusantara, dan menciptakan aglomerasi kesejahteraan yang terencana dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2024, serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 dan 2020-2024.
Kementerian Perhubungan diamanahkan membangun interkonektivitas untuk menghubungkan, dan mempersatukan Indonesia. Berbagai pembangunan infrastruktur transportasi, khususnya sektor laut dimasifkan dengan paradigma Indonesia-Sentris. Dalam rentang waktu 2014 hingga 2023, ada pembangunan pelabuhan baru di 18 lokasi, sedangkan rehabilitasi pelabuhan di 164 lokasi. Pembangunan pelabuhan pun banyak dibangun di Kalimantan, dan timur Indonesia.
Lalu, bagaimana dengan pulau-pulau kecil?
Editor : Muri Setiawan