Keterbatasan ekonomi juga dapat memperburuk kesenjangan gender dalam akses pendidikan. Anak perempuan sering kali menjadi korban utama, karena yang terbatas secara ekonomi yang cenderung memberikan prioritas pada pendidikan anak laki-laki. Sehingga hal ini dapat menciptakan lingkungan yang tidak adil dan dapat membatasi potensial penuh masyarakat pinggiran dalam hal pengembangan sumber daya manusia.
Di samping itu, faktor sosial dan budaya juga dapat menjadi penghalang yang subtansial, dimana dapat membatasi aspirasi dan kemampuan yang dimiliki perempuan di Bangka Belitung.
Untuk mengatasi permasalahan keterbatasan ekonomi dalam mengakses pendidikan pada masyarakat pinggiran, perlunya upaya serius yang harus dilakukan dari pemerintah memerlukan pendekatan yang terintegrasi.
Dengan adanya peningkatan investasi dalam infrastruktur yang lebih memadai, pemberian bantuan keuangan kepada keluarga yang membutuhkan dan terdapat cara yang dilakukan untuk mengurangi kesenjangan gender merupakan beberapa langkah kritis yang sangat perlu diambil baik dari pemerintah, LSM, dan masyarakat lokal secara bersama-sama dalam merancang solusi dalam permasalahan tersebut.
Editor : Muri Setiawan