Kencangnya angin dan besarnya gelombang membuat perahu terombang ambing di lautan, dayung yang digunakan oleh mereka patah karena dihantam oleh ombak besar tadi. Perahu itu di bawah arus ke tepian Pulau Mendanau, mereka kemudian mendarat tepat di Desa yang sekarang disebut Desa Petaling.
Setelah beberapa lama mencari kayu akhirnya mereka memutuskan untuk menebang pohon lurus yang bewarna sedikit kemerahan dan akarnya besar. Pohon itu cocok dijadikan sebagai dayung karena lurus dan ringan.
Ketika perjalanan pulang, mereka yang melewati hutan bakau mengalami musibah yaitu kaki Supardi terkena gigitan ular Cirang yang sangat berbisa. Tidak lama kemudian, kaki Supardi mulai membiru, terlihat bahwa racun ular itu telah menyebar menyerang syaraf dan membuat Supardi kehilangan kesadaran.
Keajaiban terjadi ketika dayung yang digunakan Jema’I lepas dan tanpa sengaja air dari cipratan dayung tersebut mengenai bekas luka gigitan ular Cirang yang ada di betis Supardi. Tanpa diduga, beberapa menit kemudian Supardi mulai sadar dan membuka matanya.
Editor : Muri Setiawan