BEOGRAD, Lintasbabel.iNews.id - Presiden Serbia Aleksandar Vucic menuding NATO telah melakukan kejahatan perang dengan membunuh 4.000 warga Federasi Yugoslavia pada agresi di tahun 1999 silam. 79 orang anak termasuk dalam daftar korban agresi militer tersebut dan harus dipertanggungjawabkan oleh NATO.
Melansir dari laman kantor berita Rusia, TASS, presiden Aleksandar Vucic mempertanyakan otoritas NATO untuk melakukan serangan militer terhadap Serbia yang kala itu masih terintegrasi dengan Federasi Yugoslavia.
“Sudah 24 tahun sejak Anda mengobrak-abrik wilayah kami, membunuh 79 anak, 2.500 warga, tidak hanya warga sipil, tetapi juga tentara dan polisi. Siapa Anda yang membunuh tentara dan polisi kami di wilayah kami sendiri dan di negara kami sendiri? Anda berhak membunuh tentara dan polisi kami? Siapa yang memberi Anda hak ini?," kata presiden Vucic.
Berbicara pada peringatan 24 tahun serangan NATO terhadap Federasi Yugoslavia, presiden Vucic menegaskan bahwa seluruh rakyat Serbia tidak akan pernah melupakan serangan tersebut yang merupakan bentuk intervensi asing terhadap kedaulatan Yugoslavia.
Menurut Vucic, saat serangan terjadi, Yugoslavia tidak sedang memerangi siapapun dan serangan itu dilakukan terhadap rakyat Yugoslavia ditanahnya sendiri. Apalagi dalih serangan tersebut untuk membantu kelompok pemberomtak yang dibentuk dan dipersenjatai oleh NATO sendiri.
"Anda tidak mencegah bencana kemanusiaan apa pun. Anda memiliki kelompok pemberontak bersenjata di satu negara yang bebas dan berdaulat, yang tidak menginjakkan kaki di wilayah negara lain," kata Vucic.
NATO melancarkan agresi militer ke Federasi Yugoslavia pada 24 Marer 1999. Dalih melindungi warga etnis Albania di Kosovo yang sedang terancam genosida merupakan alasan pasukan multi negara yang tergabung dalam NATO untuk meluncurkan 38.000 serangan udara. Dimana 10 ribu diantaranya berupa serangan pesawat pembom yang mengakibatkan sekitar 3.500 hingga 4.000 warga Yugoslavia tewas dan melukai lebih dari 10 ribu orang lainnya.
Disamping menimbulkan korban jiwa dalam jumlah yang sangat besar, periode serangan tersebut juga membuat kerusakan infrastruktu yang ditafsir mencapai 100 milyar US Dollar dan bencana radiasi yang mengakibatkan sekitar 30 ribu orang terjangkit kanker, 10 hingga 18 ribu diantaranga meninggal dunia.
Editor : Muri Setiawan